RIYADH—Sebuah artikel di media Wall Street Journal (WSJ) berjudul “Behind Saudi Prince’s Crackdown Was Confidant Tied to Khashoggi Killing” melaporkan, penasehat media putra mahkota Mohammad Bin Salman (MBS) Saud al-Qahtani, sebagai perencana dan direktur operasi dalam kasus kematian Jamal Khashoggi.
Menurut artikel tersebut, kini al-Qahtani telah dipecat dari jabatannya sebagai penasihat media dan dia tengah berada di bawah penyelidikan kriminal.
BACA JUGA: Jaksa Turki Ungkap Fakta Baru Kematian Jamal Khashoggi
Artikel itu juga melaporkan bahwa al-Qahtani awalnya berusaha mencoba meyakinkan Khashoggi untuk kembali ke Riyadh. Namun, gagal. Akhirnya al-Qahtani merencanakan pembunuhan terhadap wartawan whashington Post yang terkenal kritis terhadap kebijakan kerajaan Saudi itu.
Artikel itu juga mempertanyakan soal keterlibatan MBS. Apakah MBS mengetahui rencana pelenyapan nyawa Jamala Khashoggi? Pertanyaan itu muncul mengingat al-Qahtani merupakan tangan kanan MBS.
“Putra mahkota menghargai peran Anda sebagai editor. Dia ingin Anda kembali ke Arab Saudi,” tulis al-Qahtani dalam pesan WhatsApp ke Khashoggi. Demikian keterangan yang disitat dari Daily Sabah.
Tawaran tersebut ditolak oleh Khashoggi. Jurnalis itu kemudian dinyatakan hilang pada 2 Oktober 2018. Dia terakhir kali terlihat di Gedung Konsulat Saudi di Istanbul, Turki. Kuat dugaan, Khashoggi dilenyapkan di dalam gedung konsulat tersebut.
Artikel selengkapnya dari WSJ tersebut dapat dilihat di sini.
Dalam sebuah opini yang dipublikasikan di The Washington Post, Presiden Recep Tayyip Erdoğan mengatakan Turki tahu para pelaku, termasuk di antara 18 tersangka yang ditahan di Arab Saudi.
Turki merilis bahwa 15 orang Saudi, tiba di Istanbul dan mengunjungi konsulat. Tiga lainnya tiba sehari sebelum peristiwa itu. Semua orang ini telah meninggalkan Turki dan kemudian ditangkap oleh otoritas Saudi.
BACA JUGA: Erdogan Yakin Raja Salman Bukan Dalang Pembunuh Jamal Khashoggi
“Kami juga tahu bahwa orang-orang itu datang untuk melaksanakan perintah mereka: Bunuh Khashoggi dan pergi. Akhirnya, kami tahu bahwa perintah untuk membunuh Khashoggi berasal dari tingkat tertinggi pemerintah Saudi,” kata Erdogan.
Hingga kini Turki masih mempertanyakan keberadaan jasad Khashoggi, identitas “kolaborator lokal”, dan otak yang memerintahkan pembunuhan.
Upaya Turki untuk mengungkap kasus ini terus dipuji oleh komunitas internasional. []
SUMBER: DAILY SABAH