JAKARTA—Delegasi Indonesia pada Ahad (24/06/2018) kemarin, bertolak ke Baghdad, Irak. Mereka akan mengikuti Konferensi Internasional tentang Wasathiyah dan Islam Moderat.
Ketua Delegasi yang mewakili Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin Muchlis M Hanafi menyampaikan, setelah kekalahan ISIS di Irak dan Suriah, kini banyak negara di Eropa, Afrika dan Asia merasa dihantui oleh “arus balik” atau ‘returnis’ ISIS ke negara asal mereka.
“Hal itu akibat terdesak di Irak dan Suriah, sel-sel gerakan ISIS akan menyebar di beberapa negara dengan membawa pemikiran ekstrem radikal berikut keahlian dalam menyusun strategi,” ujarnya kepada Islampos.com melalui keterangan persnya, Senin (25/6/2018).
Menurut Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran (LPMQ), Balitbang-Diklat Kementerian Agama ini, bukan tidak mungkin mereka mentransfer pemikiran dan keahliannya kepada kelompok-kelompok ekstrem di tingkat lokal.
Dalam konteks ini, Muchlis menilai perlu kerja sama internasional dalam penanggulangan terorisme dan ekstremisme untuk mencegah kemunculan “ISIS baru”. Paling tidak, meminimalisir dampak negatifnya dan membatasi ruang geraknya.
Selain itu, kata Muchlis diperlukan juga upaya untuk meluruskan kesalahpahaman terhadap beberapa konsep dasar keislaman yang selama ini menjadi salah satu faktor kuat munculnya ekstremisme dan terorisme.
“Negara-negara Islam harus merapatkan barisan dan bergandengan tangan untuk meng-counter ideologi tersebut dan membentengi generasi muda agar tidak terjerumus ke dalam kubangan pemikiran radikal,” pungkasnya.
Ia juga berpesan agar semua akses menuju pemikiran radikal harus ditutup rapat-rapat. Pada saat yang sama, dirinya mengajak semua pihak juga harus bergerak mempromosikan wacana keagamaan yang moderat. []
Reporter: Rhio