SETIAP pribadi, khususnya mereka yang telah berumah tangga, pasti dan sangat berkeinginan untuk merasakan kehidupan yang sakinah. Dari keinginan tersebut kita bisa menyaksikan berbagai macam cara dan usaha serta berbagai jenis metode yang ditempuh.
Semua itu dibangun diatas presepsi yang berbeda dalam mencapai tujuan kehidupan yang sakinah tadi. Sebagian orang ada yang berusaha mencari dan menumpuk harta kekayaan sebanyak-banyaknya, karena mereka menganggap bahwa dengan harta itulah akan diraih kehidupan yang sakinah.
Ada pula yang senantiasa berupaya untuk menyehatkan dan memperindah tubuhnya, karena memang di benak mereka kehidupan yang sakinah itu terletak pada kesehatan fisik dan keindahan bentuk tubuh. Di sana ada juga yang berpandangan bahwa kehidupan yang sakinah bisa diperoleh semata-mata pada makanan yang lezat dan beraneka ragam, tempat tinggal yang luas dan megah, serta pasangan hidup yang rupawan, sehingga mereka berupaya dengan sekuat tenaga untuk mendapatkan itu semua.
Sesungguhnya hakikat kehidupan yang sakinah adalah suatu kehidupan yang dilandasi mawaddah warohmah (cinta dan kasih sayang) dari Allah SWT. Yakni sebuah kehidupan yang dirihdoi Allah, yang mana para pelakunya/orang yang menjalani kehidupan tersebut senantiasa berusaha dan mencari keridhoan Allah dan rasulNya, dengan cara melakukan setiap apa yang diperintahkan dan meninggalkan segala apa yang dilarang oleh Allah dan rasulNya.
Maka dapat disimpulkan bahwa hakikat sebuah kehidupan rumah tangga yang sakinah adalah terletak pada realisasi/penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan berumah tangga yang bertujuan mencari ridho Allah SWT. Karena memang hakikat ketenangan jiwa (sakinah) itu adalah ketenangan yang terbimbing dengan agama dan datang dari sisi Allah SWT sebagaimana firman Allah (artinya): “Dia-lah yang telah menurunkan sakinah (ketenangan) ke dalam hati orang-orang yang beriman agar keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada).” (Al-Fath : 4)
Adapun nilai-nilai agama dalam kehidupan berumah tangga salah satunya terdapat dalam adab-adab terhadap pasangan hidup. Berikut ini beberapa adab atau etika terhadap pasangan hidup :
1. Mempergaulinya dengan baik (ma’ruf).Yaitu mempergaulinya dengan lembut, wajah berseri, saling hargai dan hormati.Firman Allah : “Dan pergaulilah mereka (isteri isterikalian) dengan baik (pergaulan yang patut)”. (QS.an-Nisa’: 19).
2. Menutup mata terhadap kesalahankesalahannnya, dan mengingat kebaikankebaikannya sebelum keburukannya.Sabda Rasulullah SAW. : “Janganlah seorang Mukmin menyakitiseorang mukminah, bila ia tidak suka dengansalah satu tabiatnya maka dia suka denganyang lainnya” (HR.Muslim)
3. Saling menjaga amanah dan saling percaya, tidak mengkhianati dalam kehormatan, hartamaupun yang lainnya.
Saling memberikan cinta dan kasih sayang (mawaddah dan rahmah).
4. Melaksanakan dan menunaikan kewajiban masing-masing terhadap yang lain
6, Saling memberikan nasihat, wujudnya ada beberapa hal:
7. Mengajarkannya apa apa yang ia tidak ketahui dari urusan agamanya (bila adakemampuan). Kalau tidak, makahendaknya memberikan kemudahankepadanya untuk menuntut ilmu.
8. Ghirah (kecemburuan) yang terpuji dan proporsional untuk mencegahnya agar tidak terjerumus pada yang haram
Komit mengenakan hijab yang syar’i, menghindari Ikhtilath (campur laki dan perempuan), tidak bergaul dengan orang fasiq, tidak menyebarkan rahasia berdua.
9. Memberi nafkah dari harta yang halal.Sang isteri mentaati suaminya padakebaikan (ma’ruf).Sabda Rasulullah SAW: “Sebaik baik kalian adalah yang paling baik mempergauli isterinya, dan aku adalah yang paling baik terhadap isterinya,” (HR.Turmudzi, Ibnu Majah, Darimiy, Thabrani,dan al-Bazzar) []
Sumber: Adab-adab Islam/Satriawan Muhammad Anun As-Sasakiy