BARU-BARU ini Indonesia disentak musibah gempa yang dahsyat. Agustus 2018, wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat, diguncang gempa hingga lebih dari 500 gempa susulan. Hingga kini Lombok masih menjalani masa pemulihan.
Belum sembuh luka itu, Jumat (28/9/2018), gempa kembali melanda wilayah Indonesia di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah. Gempa yang disertai tsunami ini mengingatkan pada kedahsyatan tsunami Aceh di tahun 2004 silam.
Benarkah musibah ini jadi semacam siklus yang terus berulang?
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan Sulawesi Tengah khusus wilayah Palu dan Donggala memang rawan terjadi gempa dan tsunami.
BACA JUGA: BNPB: Jumlah Pengungsi Korban Gempa Palu dan Donggala Capai 16.732 Jiwa
Menurut data yang dipaparkan oleh Sutopo, gempa kali ini bukan yang pertama kali menimpa kota Palu.
Pada 1 September 1927, Palu pernah diguncang gempa dengan magnitudo 6,5 skala richter (SR). Gempa tersebut, berasal dari aktivitas tektonik Watusampo yang berpusat di Teluk Palu. Akibatnya, 14 orang meninggal dunia dan 50 orang luka-luka.
Kemudian, pada 30 Januari 1930 gempa kembali mengguncang Sulawesi Tengah. Kali ini pantai barat Kabupaten Donggala, dihantam gelombang Tsunami setinggi dua meter yang berlangsung selama dua menit.
Delapan tahun berselang, tepatnya 14 Agustus 1938, gempa kembali mengguncang Donggala dengan kekuatan 6 SR yang berpusat di Teluk Tambu, Kecamatan Balaesang Donggala.
“Ketinggian Tsunami mencapai 8 hingga 10 meter, 200 korban meninggal dunia, 790 rumah rusak, seluruh desa di pesisir barat Donggala hampir tenggelam,” ujar Sutopo di Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (29/9/2018).
Pada bulan Januari 1966, Tsunami juga melibas pantai barat Donggala dan Toli-Toli. Gelombang air laut setinggi empat meter itu, menyebabkan sembilan orang meninggal dunia.
Kemudian gempa kembali mengguncang Provinsi Sulawesi Tengah sebanyak tiga kali di medio 90-an. Tepatnya dua kai pada tahun 1996, dan sekali tahun 1998.
Sulawesi Tengah kembali diguncang gempa pada 24 Januari 2005. Akibat musibah ini, 100 rumah rusak, satu orang meninggal, dan empat orang lainnya luka-luka.
Pada 17 November 2008, gempa bermagnitudo 7,7 SR yang berpusat di laut Sulawesi juga mengguncang Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah.
BACA JUGA: Uni Eropa Siap Bantu Indonesia Pasca Gempa Sulawesi Tengah
Empat tahun kemudian, Sulawesi Tengah kembali diguncang gempa berkekuatan 6,2 SR di bulan Agustus. Gempa tersebut terjadi saat sebagian besar masyarakat sedang berbuka puasa, akibat musibah ini tiga Kecamatan terisolir dan delapan orang tewas.
Kali ini, di tahun 2018, Gempa terjadi di menjelang maghrib. Jumlah korban yang terdata oleh BNPB sementara ini mencapai 832 jiwa. Musibah ini terbilang besar dibandingkan musibah-musiabah gempa yang terjadi si Sulteng sebelumnya.
Diketahui, gempa yang mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah, terkait dengan patahan atau sesar Palu Koro. Sesar Palu Koro adalah patahan yang arahnya hampir ke utara bagian barat dan ke arah selatan. []
SUMBER: CNN