SETIAP Muslim yang beramal pasti mengharapkan balasan pahala dari Allah SWT. Namun kita harus mengetahui bahwa setiap amal yang akan diterima oleh Allah SWT memiliki persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya:
Pertama, amal harus dilaksanakan dengan keikhlasan semata-mata unuk mencari ridha Allah.
“Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan agar menyembah Allah dengan mengikhlaskan baginya agama yang lurus.” (QS. Al Bayyinah: 5).
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya amal-amal tergantung pada niat dan setiap orang akan mendapatkan sesuatu sesuai dengan niatnya…” (HR. Bukhari-Muslim).
Kedua, amal tersebut sesuai dengan sunnah (petunjuk) Rasulullah SAW. Beliau bersabda:
“Dan barang siapa yang melakukan satu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha).
Dari dalil-dalil di atas para ulama sepakat bahwa syarat amal yang akan diterima oleh Allah SWT adalah ikhlas dan sesuai dengan bimbingan Rasulullah. Jika salah satu dari kedua syarat tersebut tidak ada, maka amalan itu tidak akan diterima Allah SWT.
Oleh karena itu, sebelum melangkah untuk beramal hendaklah bertanya pada diri kita: “Untuk siapa saya beramal? Dan bagaimana caranya?” Maka jawabannya adalah dengan kedua syarat di atas.
Masalah berikutnya, juga bukan sekadar memperbanyak amal, akan tetapi benar atau tidaknya amalan tersebut. Allah SWT berfirman:
“Dia Allah yang telah menciptakan mati dan hidup untuk menguji kalian siapakah yang paling bagus amalannya.” (QS. Al Mulk: 2).
Muhammad bin ‘Ajlan berkata: “Allah Subhanahuwata’ala tidak mengatakan yang paling banyak amalnya.” Lihat Tafsir Ibnu Katsir 4/396
Allah SWT mengatakan yang paling baik amalnya dan tidak mengatakan yang paling banyak amalnya, yaitu amal yang dilaksanakan dengan ikhlas dan sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW, sebagaimana yang telah diucapkan oleh Imam Hasan Bashri. Wallahualam. []
Sumber: http://www.asysyariah.com