JAKARTA—Soal ancaman dan intimidasi terkait pembatalan jadwal ceramah Ustaz Abdul Somad yang diungkapkan di media sosial beberapa waktu lalu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai, munculnya ancaman atau intimidasi yang dirasakan para pendakwah merupakan perjuangan di jalan Allah.
Ketua Komisi Dakwah MUI, Cholil Nafis menjelaskan perjuangan bagi pendakwah bentuknya bermacam-macam.
“Saya melihat cobaan sebagai pendakwah. Nabi saja sampai dilempari, cobaan dakwah macam-macam. Karena sesuatu yang dialami benar belum tentu baik disampaikan masyarakat dan bermanfaat. Oleh karena itu pandai-pandailah kita sebagai ustadz menciptakan kemashalatan masyarakat di tengah media komunikasi yang sangat masif ini,” ujarnya, Selasa (4/9/2018).
BACA JUGA: Ustaz Abdul Somad Batalkan Jadwal Tausiyah di Sejumlah Daerah
Menurutnya, seorang pendakwah juga harus memahami dinamika sosial yang terjadi di tengah masyarakat.
“Saya secara pribadi tidak setuju dan melawan persekusi apalagi penghadangan terhadap dakwah, cuma masyarakat isinya macam-macam maka harus ditegakkan hukum, menjadi ustaz lebih tinggi dari awam yang bisa memahami dinamika sosial,” ucapnya.
Dia pun meminta para pendakwah tidak menyampaikan kekecawaan dalam hal apapun di media sosial. Sarannya, jika pendakwah merasa mendapat ancaman maka segera melaporkan ke aparat penegak hukum.
“Jika menjadi kiai atau pendakwah curhat di tengah malam kepada Allah jangan curhat di media sosial. Apalagi di tahun politik pandai menjaga stabilitas dan ketentraman masyarakat,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Sulton Fatoni mengatakan penolakan ceramah Ustaz Abdul Somad juga banyak terjadi kepada para penceramah lain. Dia menilai hal itu merupakan cobaan untuk mengajak masyarakat ke jalan kebaikan.
“Yang namanya berdakwah itu mengajak, ada yang mau ada yang tidak. Enak kalau semuanya mau. Makanya seorang pendakwah itu memerlukan kekuatan spiritual, materi dan immateri. Biasa seperti itu,” ujar Sulton, Selasa (4/9/2018).
Sulton menjelaskan, berdakwah dan mengajak masyarakat kaitannya dengan masyarakat dan pastinya ada yang mau ada yang tidak. Ada yang mendukung, namun ada juga yang mengganggu. Hal yang terpenting, selama prinsip ustaz atau kiai itu benar, ya harus dihadapi.
“Kalau ada keraguan, tentunya jangan diteruskan. Karena menghadapi tantangan itu bergantung pada seberapa kuat internal diri kita mengatasinya,” tuturnya.
Sulton mengungkapkan, penolakan ceramah juga sering dialami oleh para kiai dan ustaz dari kalangan NU. Namun, Para kiai yang selama ini mengalami penolakan juga dapat mengatasinya dengan cara-cara mereka.
BACA JUGA: Terkait Pembatalan Ceramah Ustaz Abdul Somad, Ini Kata OIAA
Menurut Sulton, tantangan yang dihadapi para pendakwah itu biasa, jadi tak perlu ditanggapi secara luar biasa.
“Di NU penyelesaiannya bergantung pada style kiai-nya, kuat karakternya di aspek apa. Jadi ini hal biasa. Kalau menganggap hal ini luar biasa ya berhenti saja jadi pendakwah,” kata Sulton. []
SUMBER: REPUBLIKA