OBAT adalah digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan. Semua orang mungkin sudah pernah mengonsumsi obat untuk menyembuhkan jenis penyakit yang mereka derita.
Soal cara meminum obat, beberapa orang mengaku meminumnya dengan air putih, jus buah, bahkan ada yang meminumnya dengan segelas susu. Lalu benarkah minum susu setelah minum obat membuat obat tidak dapat diserap tubuh secara optimal?
Pada umumnya, obat mengandung bahan tertentu yang dapat berinteraksi secara berbeda-beda pada tubuh tiap orang. Bentuk interaksi ini dapat dipengaruhi akibat mengonsumsi obat-obatan lain, obat herba, bahkan nutrisi pada makanan atau minuman, termasuk susu.
BACA JUGA:Â Lakukan 6 Hal Ini Jika Anda Keracunan Obat
Meski susu dapat menghalangi obat bekerja sebagaimana mestinya, namun untuk obat-obat tertentu, minum susu setelah minum obat dapat dianggap aman.
Namun kali ini kita akan membahas beberapa obat yang sebaiknya jangan dikonsumsi berbarengan dengan miminum susu karena dapat menghambat kerja obat tersebut.
1. Tetrasiklin. Obat antibiotik ini tidak bisa diminum dengan susu karena kalsium dalam susu mengikat antibiotik sehingga tidak bisa diserap usus.
2. Obat antikejang atau antiepilepsi, seperti fenitoin. Obat antikejang akan mengganggu metabolisme vitamin D dan kalsium yang terkandung dalam susu. Demikian juga efek dari kalsium dan vitamin D yang mungkin bisa menetralkan efek dari obat antikejang tersebut. Oleh karena itu, diskusikan dengan dokter tentang konsumsi susu, suplemen kalsium dan vitamin D bila sedang berada dalam perawatan antiepilepsi jangka panjang.
BACA JUGA:Â 5 Bahan Alami Ini Bisa Obati Penyakit Rematik
3. Obat-obatan antibiotik golongan kuinolon, seperti ciprofloxacin, levoflaxcin, moxilfloxacin. Obat-obatan ini tidak bisa dikonsumsi dengan produk olahan susu seperti susu dan yogurt atau jus yang diperkaya dengan kalsium. Walau demikian, ciprofloxacin bisa dikonsumsi dengan makanan yang mengandung kalsium.
Namun agar menghilangkan keraguan Anda soal risiko minum susu setelah minum obat, sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter atau apoteker. []
SUMBER: ALODOKTER