Oleh: Amri Amsyari Said
Universitas Negeri Makassar
Ukhty,telah datang zamannya. Zaman yang 1400 tahun yang lalu telah dikabarkan akan kedatangannya oleh manusia paling mulia yang pernah hidup di muka bumi.
Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihiwasallam berkata:
“Kamu akan mengikuti tradisi orang-orang sebelummu, sejengkal demi jengkal, sehasta demi hasta,hingga andaikan mereka memasuki lubang biawak, kamu akan ikut masuk kedalamnya, kami berkata: apakah mereka kaum Yahudi dan Nashrani? jawab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam “siapa lagi kalau bukan mereka.” (HR. Muslim).
Wahai ukhty, mereka tidak akan pernah rela sebelum kalian mengikuti mereka, melemahkan para calon ibu, ustdzah pertama kaum muslimin. Propaganda-propaganda mereka hembuskan untuk melemahkan keyakinan akan kehormatan Muslimah.
BACA JUGA: Syarat Pakaian Muslimah, Apa saja sih?
Kesetaraan gender,emansipasi, HAM, dan sebagainya mereka jadikan sebagai senjata utama. Merelakan kehormatan wanita muslimah atas nama kebebasan, memamerkan aurat dengan dalih hak asasi. Maraklah wanita-wanita berpakaian namun hakekatnya telanjang.
“Dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu: “suatu kaum yang memiliki cambuk, seperti ekor sapi untuk memukul manusia, dan para wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berlenggak lenggok (jalannya), mengajarkan wanita berlenggak lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring, wanita seperti ini tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium wanginya, walaupun wanginya tercium selama perjalanan ini dan ini ( jauhnya).” (HR. Muslim).
Ukhty, untuk apa engkau menutup aurat? Siapa yang menyuruhmu memakai jilbab? Bukankah Ia adalah Allah, Tuhan semesta alam?
“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak anakmu, dan wanita-wanita kaum muslim agar mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab: 59).
Ukhty, mungkin engkau akan berkata “cukuplah aku jilbabpi hatiku. Toh, tidak semua wanita yang berjilbab itu baik”. Saudaraku ukhty muslimah, masih ingatkah engkau ketika para sahabiah radiallahu anha merobek gorden-gerden mereka untuk dijadikan jilbab?
Apakah saat itu mereka mengatakan “yaa Rasulullah, kami cukupkan diri kami dengan menjilbapi hati kami”?. Tidak, mereka dengar dan mereka taat. Ukhty, bukankah mereka lebih mulia dari pada kita? Bukankah hati-hati mereka jauh lebih bersih dari hati kita? Bukankah mereka telah dijamin surga?.
Ukhty, ibumu, ibu kaum muslimin meminta kepadah Rasulullah agar mengisinkan mereka menjulurkan pakaiannya lebih panjang karena takut pakaiannya tersingkap. “Apa yang harus diperbuat wanita dengan ujung baju mereka? Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Hendaklah ia turunkan satu jengkal (dari mata kaki) Ummul Mu’minin berkata:
“Kalau begitu akan tersingkap telapak kaki kami, wahai Rasulullah.”
Nabi bersabda: “Turunkan satu hasta dan jangan dilebihkan” (HR. Bukhari dan Muslim).
Mereka tidak meminta agar mereka diisinkan meninggikan pakaiannya, apalagi untuk memamerkan tubuh mereka.
Saudaraku, aku menggugah rasa malumu.
Ukhty, yang aku cintai karena Allah. Tuhan-mu menyuruhmu menjulurkan jilbabmu ke dada. Bukan, untuk dilitkan dilehermu. Bukan untuk dihiasi sedemikian rupa, bukan untuk kau jadikan pemikat pria. Pakaianmu untuk menyembunyikan keindahanmu, bukan untuk menampakkan lekuk tubuhmu.
Ukhty, musuh-musuhmu telah mengetahui bahwa dirimu adalah kelamahan kaummu. Jika mereka mengalahkanmu, maka generasi kaummu juga akan kalah.
“Aku tidak meninggalkan fitnah sepeninggalku yang lebih berbahaya bagi laki-laki dari pada wanita” (HR. Bukhari Muslim).
Seorang tokoh aliran (free masonry) berkata: “secangkir minuman keras, seorang biduanita dapat menghancurkan ummat Muhammad melebihi kekuatan seribu tank baja, peluru kendali, dan senjata kimia yang canggih. Oleh karena itu buatlah mereka tenggelam dalam cinta materi dan syahwat”. Ukhty, inginkah kau hal itu terjadi?
Ukhty, tidak inginkah kau mendapatkan apa yang telah dijanjikan Tuhan-mu melalui lisan Rasul-Nya? Surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai. Kenikmatan yang belum pernah terlintas difikiranmu. Tempat yang di dalamnya adalah ketenangan dan kebahagiaan.
BACA JUGA: Muslimah Cerdas di Zaman Digital
Ukhty, jika engkau masih ragu, dengarlah firman Tuhanmu:
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata” (QS. Al Ahzab: 36).
Ukhty, bersabarlah dan berpegang tegulah pada agamamu, maka engkau akan bahagia.
Kepada para muslimin dan muslimat yang sabar dalam menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi larangan-Nya:
“Salam sejahtera untukmu, karena kesabaranmu, dan sebaik-baik kesudahan surgalah balasannya” (QS; Ar Ra’d: 24). []