TIDUR merupakan salahsatu kebutuhan pokok manusia. Dengan tidur kita dapat mengistirahatkan tubuh kita dari segala lelah yang kita rasakan selama seharian. Setiap manusia tentunya membutuhkan tidur. Kita bisa lihat bagaimana jika seseorang kekurangan tidurnya, maka aktivitasnya di siang hari akan terhambat. Ia akan merasa lesu dan terlihat mengantuk pada siang hari. Maka dari itu, agar tidur kita efektif dan berkualitas, kita perlu tahu kapan waktu terbaik untuk kita tidur? Berikut pembahasannya.
“Beliau saw tidur di awal malam dan menghidupkan akhir malam.” (Mutafaq ’Alaih)
Tidur yang berkualitas di malam hari merupakan upaya optimalisasi dalam detoksifikasi untuk menetralisir toksin yang mengontaminasi tubuh. Detoksifikasi tubuh, terjadi terutama pada hati, tercapai optimal saat tidur. Mekanisme tersebut berkaitan erat dengan diproduksinya antioksidan sebagai penetral toksin. Pada tidur yang berkualitas, detoksifikasi hati dapat berjalan optimal, khususnya dalam pembentukan asam amino glutathione sebagai antioksidan yang menetralisasi stres oksidatif dan radikal bebas.
Hadits dari Abu Barzah menerangkan bahwasanya “Rasulullah membenci tidur sebelum isya’ dan bercakap-cakap setelahnya”. (Hadist Riwayat Al-Bukhari No. 568 dan Muslim No. 647 (235)).
Al-Hazh lbnu Hajar menerangkan bahwa dibencinya tidur sebelum Isya’ karena dapat melalaikan pelakunya dari shalat isya’ hingga keluar waktunya, adapun bercakap-cakap setelahnya yang tidak ada manfaatnya, dapat meyebabkan tidur hingga shalat shubuh dan luput dari shalat malam.
Sudah kita ketahui bersama bahwa waktu terbaik untuk tidur ketika malam hari adalah setelah shalat isya kemudian bangun di sepertiga malam. Ketika kita mencoba melakukan pola tidur seperti Rasulullah tersebut, maka kesegaran tubuhlah yang akan kita dapatkan. Usahakan agar Anda tidak bergadang atau pun tidur terlalu malam. Karena itu tidak sehat bagi tubuh kita.
Nah, tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang adalah penyebab utama kerusakan hati. Penyebab lain yang bisa memicu kerusakan hati adalah tidak buang air di pagi hari, pola makan yang terlalu berlebihan, terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan, dan terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat tambahan, zat pewarna, pemanis buatan.
Selain waktu terbaik tidur pada malam hari, ternyata Rasulullah pun menganjurkan kita untuk tidur/istirahat di siang hari. Tidur atau istirahat siang (sesudah dhuhur sebelum ashar) dianjurkan oleh Rasulullah. Aktivitas ini disebut juga Qoyluulah
Berkata Ibnu Atsir: “Qoyluulah adalah istirahat di pertengahan siang walaupun tidak tidur”.
Sebuah penelitian baru menjelaskan bahwa tidur siang saat bekerja dapat mengurangi risiko terkena penyakit jantung yang membahayakan bahkan mematikan. Namun, penelitian ini menuai kekecewaan kaum perempuan.
Data menunjukkan bahwa manfaat tidur siang lebih banyak dirasakan oleh kaum pria dalam sampel terbatas daripada kaum wanita. Studi yang dianggap paling fenomenal mengenai problematika tidur ini, memfokuskan penelitian pada aspek kesehatan yang ditimbulkan oleh tidur siang.
Penelitian ini melibatkan 23.681 penduduk usia dewasa di Yunani dan memakan waktu enam tahun seperti dilansir oleh Associated Press (AP). Studi ini menjelaskan bahwa mereka yang menghabiskan waktu kurang lebih setengah jam untuk tidur siang di kantor, tiga kali dalam seminggu, risiko kematian yang disebabkan oleh timbulnya gejala penyakit jantung berkurang rata-rata 37%, dibandingkan dengan mereka yang tidak tidur siang di kantor.
Studi ilmiah ini menemukan teori baru bahwa tidur siang memiliki pengaruh yang penting dalam meningkatkan produktivitas dan mengurangi tingkat kematian.[]
Sumber:
http://www.lampuislam.org/
http://blogjajatsudrajat.blogspot.co.id/