ORANGTUA sering panik ketika anaknya mengalami demam dengan langsung memberinya obat penurun panas. Padahal obat penurun panas ibaratnya bisa menjadi pisau bermata dua. Perlu orangtua ketahui, bahwa ada waktu yang disarankan untuk memberikan obat penurun panas saat anak demam.
Menurut dr. Kiki Madiapermana Samsi, Sp.A, dari Kemang Medical Center Jakarta, mengatakan bahwa pemberian obat penurun panas sebaiknya dilakukan bila suhu anak mencapai 39 derajat celcius.
BACA JUGA: Demam, Begini Cara Rasul Mengobatinya
Di bawah suhu itu, ia menyarankan untuk menahan pemberian obat penurun panas. Hal itu dikarenakan pemberian obat penurun panas diibaratkan sebagai pisau bermata dua.
Di satu sisi ia akan menurunkan suhu tubuh, namun di sisi lain jika diberikan terlalu sering dapat mengakibatkan kerusakan hati.
“Kalau baru 37,5 derajat sebaiknya tahan dulu. Masalahnya pemberian obat penurun panas itu ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi ia menurunkan suhu tubuh tapi di sisi lain bila sering-sering diberikan bisa merusak hati, padahal ini obat yang standar,” kata dr.Kiki.
Selain itu, penundaan pemberian obat penurun panas juga dimaksudkan agar dokter bisa melihat pola sakit si kecil.
“Kalau baru 37,5 sudah dikasih obat bagaimana dokter bisa mendeteksi polanya,” tambahnya.
Jika orangtua terlalu panik untuk membiarkan si kecil mengalami demam tanpa pemberian obat, dr. Kiki menyarankan untuk membawanya ke dokter saja.
Namun, menurutnya tidak perlu meminta obat.
BACA JUGA: Jangan Panik Jika Anak Demam, Lakukan Hal Ini
“Bila orangtua merasa panik dan merasa perlu membawa anaknya ke dokter silakan saja. Tapi sebaiknya jangan minta obat kalau hari itu belum perlu obat, jangan memaksa untuk periksa lab kalau baru dua hari demam,” ujar Kiki.
Sekalipun dokter memberikan obat, biasanya hanya dilakukan untuk mengurangi panik orangtua.
“Daripada membeli obat dengan dosis tak terkontrol, mending di kasih obat antibiotik dosis rendah, jadi meski penyebabnya virus tak akan berbahaya,” paparnya.
Delapan puluh persen sakit demam yang disebabkan virus umumnya akan sembuh sendiri dan hanya 20 persen saja yang membutuhkan perawatan. []
SUMBER: INTISARI