BERBICARA mengenai masalah rezeki, tentu menjadi hal yang begitu penting bagi setiap orang. Mengingat, salah satu penafsiran rezeki biasanya dihubungkan dengan materi. Dimana materi bisa memenuhi kehidupan seseorang. Sehingga, banyak orang yang berusaha untuk mengais rezeki demi memenuhi kebutuhannya.
Ketika banyak orang berusaha mencari rezeki, mereka tidak mengetahui rahasia dari rezeki itu. Padahal, jika ia mengetahuinya, maka akan cukup mudah baginya untuk mengaisnya. Sebab, ia akan tahu kunci utama dalam berusaha. Lantas, apa rahasianya?
Rahasia rezeki dapat kita ketahui dari wasiat Ibnu Sirin. Dialah tabi’in yang menjadi ulama utama di Bashrah. Demikian alimnya, hingga ulama yang hidup sezaman dengannya mengatakan, “Di Bashrah, tak ada orang yang lebih fakih daripada Ibnu Sirin.”
Salah satu nasihat dari Ibnu Sirin adalah wasiatnya kepada para pedagang. Sering ketika menjumpai pedagang, khususnya yang masih muda, ia berwasiat, “Wahai anak saudaraku, bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Carilah harta halal yang telah ditakdirkan bagimu dengan jalan yang halal. Dan ketahuilah, sesungguhnya meskipun engkau mencarinya dengan jalan yang tidak halal, maka engkau tidak akan mendapatkan yang lebih banyak dari apa yang telah ditakdirkan untukmu.”
Wasiat berharga itu sering ia sampaikan. Agar para pebisnis tak salah langkah. Agar hanya meraup yang halal sehingga barakah. Jangan sampai menempuh jalan haram yang hakikatnya juga tak menambah jumlah; apalagi barakah.
Dalam nasihat itu ada pesan aqidah. Bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Pemberi rezeki dan Dia telah menetapkan rezeki setiap hamba-Nya. Tak ada satu pun hamba-Nya di muka bumi ini kecuali Dia limpahkan rezeki.
Sebagaimana tercantum dalam firman-Nya, “Dan tidak ada satu pun makhluk yang melata di bumi kecuali atas Allah rezekinya,” (QS. Hud: 6).
Dan rezeki itu telah ditetapkan. Dengan jumlah yang tak bisa bertambah jika menempuh cara haram, tak juga bisa berkurang jika menempuh cara halal. Maka sungguh merugi mereka yang tertipu; beranggapan rezekinya akan bertambah dengan menghalalkan segala cara. Tak peduli syubhat dan haram, tak peduli merugikan dan membahayakan orang, tak peduli menzalimi dan menyakiti, tak peduli menipu dan korupsi.
Mereka mengira dengan melakukan cara-cara haram rezekinya akan bertambah. Padahal tidak sama sekali. Bahkan yang sebenarnya terjadi, tidak seorang pun meninggal kecuali rezekinya telah sempurna diterimanya.
“Sesungguhnya ruh qudus (Jibril), telah membisikkan ke dalam batinku bahwa setiap jiwa tidak akan mati sampai sempurna ajalnya dan dia habiskan semua jatah rezekinya,” (HR. Thabani). []