IBN Ishaq menuturkan, “Aku mendapatkan informasi dari Nubaih ibn Wahb, saudara Bani Abd al-Dar: Ketika para tawanan perang datang, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menyerahkan mereka kepada para sahabat lalu memecahnya menjadi beberapa kelompok.
Kemudian Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Berbuat baiklah kalian kepada para tawanan ini!”
BACA JUGA: Seorang Lelaki di Sebuah Pulau yang Menyembah Patung setelah Kematian Rasulullah
Abu Aziz ibn Umair, saudara kandung Mush’ab ibn Umair, termasuk dari tawanan tersebut.
Abu Aziz kemudian bercerita, “Saudaraku, Mush’ab ibn Umair, lewat di hadapanku bersama dengan seorang Anshar yang menawanku. Seketika Mush’ab berkata, ‘Pegang ia erat-erat! Ibunya punya banyak harta, mudah-mudahan ia menebusnya darimu dengan segera.’
‘Saudaraku, begitukah sikapmu terhadapku?’ ujarku.
Mush’ab kemudian menjawab, ‘Ia yang saudaraku, bukan kamu.”
BACA JUGA: Mush’ab bin Umair, Menjual Kemewahan Dunia untuk Menggapai Akhirat
Abu Aziz melanjutkan, “Aku bersama sejumlah orang Anshar saat mereka datang dari Perang Badar. Bila menghadirkan makan siang dan makan malam, mereka memberiku roti sementara mereka sendiri hanya memakan kurma. Ini dilakukan karena pesan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam dalam memperlakukan kami sebagai tawanan.
Ketika tangan mereka memegang roti, mereka memberikannya padaku. Karena itu, aku merasa malu dan mengembalikan roti itu kepada salah seorang dari mereka. Namun ia tetap mengembalikannya lagi padaku. []
Sumber: Walid al-A’zhami, Nabi Muhammad di Hati Sahabat., hal 54, 55.