KAUM kafir Quraisy tidak pernah berhenti membuat rencana jahat untuk menghentikan dakwah Rasulullah. Hingga suatu malam, orang-orang kafir Quraisy melakukan perundingan di depan Ka’bah . Lalu mengirim utusan untuk mengajak Rasulullah bertemu di sana.
Tatkala Rasulullah datang ke sana, mereka meminta Rasulullah untuk membuktikan dengan beberapa tanda, di antaranya, agar beliau memohon kepada Rabbnya membuat gunung-gunung bergeser dari mereka, membentangkan negeri-negeri buat mereka, mengalirkan sungai-sungai serta menghidupkan orang-orang yang telah mati hingga mereka mau mempercayainya. Namun beliau menjawabnya dengan jawaban, “Aku hanyalah seorang Rasul, dan aku hanya menyampaikan risalah Rabb-ku. Barang siapa yang menerima risalah mereka akan beruntung dunia dan akhirat dan jika tidak, aku akan bersabar hingga Allah yang akan memutuskannya.”
BACA JUGA: Saat Abu Jahal Menikmati Syahdunya Ayat Suci Al-Quran
Mereka juga meminta beliau agar memohon kepada Rabbnya untuk mengutus seorang malaikat yang membenarkan (kerasulan) beliau dan menyediakan taman-taman, harta terpendam serta istana yang terbuat dari emas dan perak untuknya, namun beliau tetap menjawab seperti jawaban sebelumnya.
Bahkan mereka menantang beliau agar mendatangkan azab, dengan cara menimpakan kepingan-kepingan langit ke atas mereka. Beliau menjawab, “Hal itu semua merupakan kehendak Allah, jika Dia berkehendak maka Dia akan menjatuhkannya.”
Menanggapi jawaban itu mereka malah membantah dan mengancam beliau. Akhirnya beliau pulang dengan hati yang teriris sedih.
Tatkala Rasulullah berlalu, Abu Jahal dengan sombongnya kerkata kepada kaum Quraisy, “Wahai kaum Quraisy, sesungguhnya Muhammad sebagaimana yang telah kalian saksikan, hanya ingin mencela agama dan nenek moyang kita, menuduh kita menyimpang dari kebenaran serta mencaci tuhan-tuhan kita. Sesungguhnya aku berjanji atas nama Allah untuk duduk di dekatnya dengan membawa batu besar yang mampu aku angkat dan akan aku hempaskan ke atas kepalanya saat dia sedang sujud dalam shalatnya. Maka setelah itu, kalian hanya memiliki dua pilihan, menyerahkanku atau melindungiku.”
Mereka menjawab, “Demi Allah! Sekali-kali Kami tidak akan pernah menyerahkanmu pada sesuatu pun. Lakukanlah apa yang engkau inginkan.”
Pagi harinya, Abu Jahal rupanya benar-benar mengambil batu besar sebagaimana yang dia katakan, kemudian duduk sambil me- nunggu kedatangan Rasulullah. Tak berapa lama, Rasulullah pun datang sebagaimana biasa. Lalu beliau melakukan shalat sedangkan kaum Quraisy juga sudah datang dan duduk di tempat mereka biasa berkumpul sambil menunggu apa yang akan dilakukan oleh Abu Jahal. Manakala Rasulullah sedang sujud, Abu Jahal pun mengangkat batu tersebut, kemudian berjalan menuju ke arah beliau hingga jaraknya sangat dekat sekali. Akan tetapi anehnya, dia justru berbalik mundur, wajahnya pucat pasi ketakutan. Kedua tangannya sudah tidak mampu lagi menahan beratnya batu hingga dia melemparnya.
BACA JUGA: Ternyata Inilah Alasan Abu Jahal Menolak Beriman
Menyaksikan kejadian itu, para pemuka Quraisy merasa heran seraya bertanya, “Ada apa denganmu, wahai Abul Hakam?”
Abu Jahal menjawab, “Aku sudah berdiri menuju ke arahnya untuk melakukan apa yang telah kukatakan kepada kalian semalam, namun ketika aku mendekatinya seakan ada unta jantan yang menghalangiku. Demi Allah! Aku belum pernah melihat unta jantan yang lebih menakutkan darinya, baik rupanya, lehernya ataupun taringnya. Binatang itu ingin memangsaku,” Katanya.
Ibnu Ishaq berkata, “Disebutkan kepadaku bahwa Rasulullah bersabda, ‘Itu adalah Jibril. Andai Abu Jahal mendekat pasti akan disambarnya.” []
Sumber: Sirah Nabawiyah Perjalanan Hidup Rasul yang Agung/ Penulis: Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri/ Penerbit: Darul Haq/ November,2016