SIFAT sombong adalah salah satu sifat buruk yang diwariskan iblis la’natullah kepada umat manusia.
Sifat ini merupakan sesuatu yang sangat tidak disukai Allah SWT. Iblis atau setan yang merupakan bangsa jin, yang juga mendapat keharusan beribadah kepada Allah SWT, tidak mau beribadah kepada Allah SWT karena sifat sombong mereka.
BACA JUGA: Awas Hati-hati, Ini 3 Macam Sifat Sombong
Karena sifat sombong merupakan sifat yang tercela, sombong memberikan dampak atau akibat yang sangat buruk, baik terhadap diri orang yang bersangkutan maupun orang lain.
Bahkan, tidak hanya berdampak di dunia saja, tetapi juga di akhirat nanti.
Ada Tiga Akibat dari Sifat Sombong:
Akibat dari Sifat Sombong: Merasa Paling Baik dan Benar
Kesombongan pertama kali muncul karena seseorang membanggakan dirinya. Seseorang bisa bangga pada dirinya karena merasa memiliki kelebihan, baik kelebihan dari segi fisik, materi, ilmu, harta, kedudukan, popularitas, keterampilan maupun pengalaman, dan sebab-sebab lainnya.
BACA JUGA: Cara Hindari Sifat Sombong
Akibat ini akan mengarah pada akibat-akibat yang berbahaya, misalnya karena merasa paling baik dan benar, ia akan menjadi orang yang ingin menang sendiri.
Akibat dari Sifat Sombong: Tidak Senang pada Saran yang Diberikan Oleh Orang Lain
Hal ini terjadi karena ia merasa sudah tidak punya kekurangan lagi. Jika seseorang menyombongkan diri dengan sebab usianya yang sudah tua dan berpengalaman, ia akan marah kepada anak muda yang memberi saran.
Karena si pemuda itu dianggap sebagai anak baru kemarin yang tidak tahu apa-apa.
Jika seseorang memiliki sifat sombong dengan sebab ilmunya yang banyak dengan gelar kesarjanaan yang tetinggi, saran yang diberikan orang yang tidak berpendidikan tinggi dianggap sebagai sesuatu yang tidak ada gunanya, dan begitulah seterusnya.
Jika saran atau masukan yang sebenarnya sangat diperlukan saja sudah tidak dianggap, bahkan ia marah dengan merendahkan si pemberi saran, apalagi jika bersifat kritik. Karenanya, apabila kita dapati seseorang tidak suka kepada saran dan kritik yang baik, benar dan membangun, itu menunjukkan sifat sombong ada pada dirinya.
Akibat dari Sifat Sombong: Tidak Senang Terhadap Kemajuan yang Dicapai Orang Lain
Sebagai muslim, manakala kita mendapati muslim lainnya atau orang lain meskipun bukan musim memperoleh kemajuan yang baik secara wajar, semestinya kita turut bergembira atas kemajuan tersebut dan mengucapkan selamat kepada seseorang yang memperoleh kemajuan tersebut.
Namun, tidak demikian halnya pada orang yang sombong. Padahal, segala kenikmatan atau kelebihan-kelebihan yang diperoleh manusia semestinya membuat ia semakin bersyukur, bukan malah menjadi sombong.
Sebab, memang sebanyak dan sehebat apapun kelebihan yang dimilikinya, masih ada orang yang lebih hebat pada masa-masa terdahulu.
Orang yang memiliki kelebihan atau kenikmatan sehingga menyombongkan diri merupakan orang yang tidak pandai bersyukur.
Hal ini membuat kenikmatan tersebut tidak membawa kesenangan atau keberkahan. Bila kelak ia memperoleh kesulitan, ia akan menjadi orang yang amat mudah berputus asa. Allah SWT berfirman:
وَاِ ذَاۤ اَنْعَمْنَا عَلَى الْاِ نْسَا نِ اَعْرَضَ وَنَاٰ بِجَا نِبِهٖ ۚ وَاِ ذَا مَسَّهُ الشَّرُّ كَا نَ يَـئُوْسًا
“Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia, niscaya dia berpaling dan menjauhkan diri dengan sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan, niscaya dia berputus asa.” (QS. Al-Isra’ [17]: 83)
Kita dapati adakalanya orang mengingkari kebenaran karena kesombongan, padahal hatinya sebenarnya mengakui kebenaran itu. Allah SWT berfirman,
وَجَحَدُوْا بِهَا وَا سْتَيْقَنَـتْهَاۤ اَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَّعُلُوًّا ۗ فَا نْظُرْ كَيْفَ كَا نَ عَا قِبَةُ الْمُفْسِدِيْنَ
“Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongannya, padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. An-Naml [27]: 14)
Orang yang sombong biasanya tidak melihat ada orang yang mencapai kemajuan. Sebab, kemajuan tersebut akan memupus kesombongan dirinya, nantinya ia merasa tidak pantas lagi berlaku sombong karena sudah disaingi oleh orang yang mencapai kemajuan tersebut.
Jika ia sombong dengan sebab harta, lalu ada orang yang maju dan melebihi kekayaannya, ia menjadi tidak pantas berlaku sombong, dan begitulah seterusnya terhadap hal-hal yang menyebabkan kesombongannya.
Sebagaimana Allah SWT memvonis setan untuk dimasukkan kedalam neraka dengan sebab kesombongannya, Allah dan Rasul-Nya memang murka kepada siapa saja yang berlaku sombong. Allah SWT berfirman,
لَا جَرَمَ اَنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَ ۗ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِيْنَ
“Tidak diragukan lagi bahwa Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang yang sombong.” (QS. An-Nahl [16]: 23)
Kesembongan hidup memang terjadi dalam banyak bidang kehidupan manusia. Oleh karena itu, yang harus kita budayakan sekarang adalah tawadhu atau rendah hati, tetapi bukan rendah diri.[]
Referensi: Kumpulan Khutbah/Drs. Hartono A. Jaiz/Darul Haq 2008