RUMAH bagi 18 agama berbeda, Libanon menjadi negara di kawasan Timur Tengah dengan kultur yang unik. Budayanya dipengaruhi oleh beragam warna. Termasuk dalam hal pemerintahan. Negara berbentuk republik demokratis parlementer ini memberlakukan sebuah sistem khusus yang dikenal sebagai konfesionalisme yang membagi secara adil kekuasaannya. Masing-masing mewakili distribusi demografis aliran-aliran keagamaan yang ada di negara tersebut.
Populasi Libanon sendiri terdiri dari beragam grup etnik dan agama: Islam Sunni, Islam Syi’ah, Druze, Katolik, Maronit, Ortodoks Yunani, Kristen Koptik, dan lainnya. Diperkirakan, 54% penduduk Lebanon adalah Islam (terdiri atas 27 % Sunni dan 27% Syi’ah) dan 40.5% Kristen (umumnya Maronit 21%, 8 % Gereja Ortodoks Antiokia, Apostolik Armenia, Katolik Yunani Melkit, Gereja Asiria di Timur, Katolik Khaldea dan minoritas Protestan).
BACA JUGA: 300 Ribu Orang Kehilangan Tempat Tinggal Akibat Ledakan di Libanon, Sebagian Besarnya Muslim
Sisanya, ada 1% kelompok minoritas kecil Yahudi yang tinggal di Beirut pusat, Byblos, dan Bhamdoun. Ada pula komunitas kecil (kurang dari 1%) Kurdi (juga dikenal sebagai Mhallami atau Mardinli) yang umumnya bermigrasi dari Suriah timur laut dan Turki tenggara. Jumlahnya diperkirakan antara 75.000 hingga 100.000 orang. Selain itu, ada pula ribuan suku Beduin Arab di Bekaa dan di wilayah Wadi Khaled. Kedua kelompok kecil ini termasuk musim Sunni.
Jika menilik sejarah, negara ini juga menjadi bagian sejarah Islam. Libanon pernah berada di bawah kekuasaan dinasti atau Kekhalifahan Umayyah dan Abbasiyah. Tak heran, di negara tersebut terdapat bangunan masjid yang ikonik.
BACA JUGA: Ada Ledakan Dahsyat, Masjid Terbesar di Libanon Rusak
Selain Masjid Muhammad Al-Amin yang baru-baru ini mengalami kerusakan akibat ledakan dahsyat di Beirut, ada 3 masjid bersejarah lainnya yang jadi ikon Libanon. Berikut ini ulasan tentang ketiga masjid tersebut:
1 Masjid Taynal (1336)
https://www.instagram.com/p/BvujKz2A6tX/
Terletak di Tripoli, Libanon. Masjid Taynal merupakan bangunan sisa-sisa perang salib yang terjadi dari abad 11 hingga 17. Berdiri di tengah kebun, struktur bangunan masjid ini berupa batu pasir lonjong.
Menara masjid ini berbeda, tak seperti kebanyakan menara masjid lainnya yakni porosnya pendek persegi panjang. Keunikan lainnya mencerminkan sisa-sisa gereja tentara salib. Beberapa pengelana abad pertengahan, termasuk pengembara abad ke-14 Ibnu Batutah, telah menulis dengan fasih tentang hal itu.
2 Masjid Al-Tawbat
Masjid Al-Tawbat adalah masjid di Tripoli, Lebanon dibangun dengan konstruksi Mamluk pada abad ke-14. Namun di tahun 1612 masjid ini sempat hancur akibat terjangan banjir.
Kemudian pada periode Ottoman bagunan masjid ini dipugar kembali. Di dalamnya terdapat sebuah prasasti yang menceritakan tentang pembangunan dan pemulihan oleh Hussein, Wali Kota Tripoli pada saat itu.
Bangunan masjid ini terbuat dari bebatuan dan pasir. Sehingga kesan Timur Tengah sarat sejarah semakin kental terasa.
3 Masjid Fakhreddine
Selanjutnya ada Masjid Fakhreddine, yakni sebuah masjid yang terletak di Deir el-Qamar, Lebanon. Dibangun pada 1493, merupakan masjid tertua di Gunung Lebanon.
Masjid Fakhreddine
Gaya bangunannya pun cukup sederhana, segiempat dan menaranya yang tidak terlalu tinggi. Terbuat dari bebatuan dan pasir membuat masjid ini semakin melegenda. []