DIKUTIP dari buku Kiamat Sudah Dekat? Oleh Dr. Muhammad al-’Areifi, berikut 4 dari 7 orang nabi palsu tersebut:
BACA JUGA:Â Inilah 7 Nabi Palsu yang Muncul pada Masa Nabi (1)
1 Sajah binti al-Harits at-Taghlabiyyah
Dia adalah seorang Arab-Kristen yang mengaku sebagai nabi setelah wafatnya Rasulullah SAW. Dia punya banyak massa yang berasal dari sukunya sendiri maupun dari kabilah-kabilah sekitarnya.
Sajah melakukan agresi militer ke wilayah-wilayah suku tetangga. Bersama pasukannya terus bergerak hingga tiba di al-Yamamah. Di sana, dia pun bertemu dengan Musailamah al-Kadzdab. Dia kemudian mengakui klaim kenabian Musailamah dan menikah dengannya.
Setelah Musailamah terbunuh, Sajah kembali ke negerinya kemudian menetap lagi bersama sukunya, Bani Taghlab. Selanjutnya, dia masuk Islam dan menjadi pemeluknya yang taat.
Dia kemudian pindah ke Bashrah dan meninggal dunia di sana.
2 Al-Mukhtar ibn Abi Ubaid ats-Tsaqafi
Al-Mukhtar ibn Abi Ubaid ats-Tsaqafi yang muncul pada masa tabi’in. Semula, dia berpura-pura sebagai seorang Syi’ah. Sehingga, banyak orang Syi’ah yang menjadi pengikutnya. Setelah itu, ia mengaku bahwa Jibril AS turun kepadanya membawa wahyu.
Sejumlah pertempuran antara pasukannya dan pasukan kaum Muslimin di bawah komando Mush’ab ibn Zubair terjadi dan berakhir dengan terbunuhnya al-Mukhtar.
3 Al-Harits ibn Sa’id al-Kadzdzab
Al-Harits ibn Sa’id al-Kadzdzab yang pada mulanya menampilkan dirinya sebagai seorang ahli ibadah di Damaskus. Setelah itu, ia mengaku dirinya sebagai nabi.
Ketika mengetahui Khalifah Abdul Malik ibn Marwan sudah mendengar tentangnya, al-Harits pun bersembunyi. Akan tetapi, ada seorang pria Bashrah yang mengetahui keberadaannya.
Pria tersebut lantas berpura-pura beriman kepadanya. Hingga akhirnya, al-Harits selalu mengizinkannya bertemu kapan saja ia mau.
Setelah berhasil meraih kepercayaan al-Harits, pria ini lalu menghubungi Khalifah Abdul Malik. Khalifah pun mengirim pasukan untuk menangkap al-Harits.
Khalifah Abdul Malik kemudian memanggil sejumlah ulama dan ahli agama untuk menasihati dan mengajari al-Harits, bahwa pengakuannya sebagai nabi adalah bisikan setan. Namun, al-Harits tak mau menerima nasihat mereka dan tak bersedia bertobat. Akhirnya, Khalifah menjatuhkan hukuman mati kepadanya.
4 Mirza Ghulam Ahmad al-Qadiyani
Mirza Ghulam Ahmad al-Qadiyani yang muncul kurang lebih satu abad yang lalu, mengaku sebagai nabi dan menerima wahyu dari langit. Ia juga menyatakan, Allah SWT sudah memberinya kabar gembira bahwa ia akan hidup selama delapan puluh tahun.
BACA JUGA:Â Kisah Nabi Palsu dan Pemuda Shaleh di Saat Wafatnya Rasulullah
Para ulama tidak tinggal diam. Mereka menentangnya dan memberikan penjelasan kepada masyarakat bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah salah seorang pendusta besar. Ulama yang paling gigih melawan Mirza Ghulam Ahmad adalah Syaikh Tsana’ ullah al-Amir Tasri.
Pada tahun 1326 H/1908 M, Mirza Ghulam Ahmad menantang Syaikh Tsana’ ullah, melakukan sumpah bahwa pihak yang berdusta di antara mereka berdua akan mati. Mirza Ghulam Ahmad berdoa kepada Allah agar pihak yang sesat binasa dan terserang penyakit lepra yang menyebabkan kematian.
Satu tahun berselang. Mirza Ghulam Ahmad tertimpa doanya sendiri. Ayah mertuanya menuturkan akhir hayat sang menantu dengan berkata, “Ketika penyakitnya semakin parah, Mirza Ghulam membangunkanku, Aku menemuinya dan memeriksa rasa sakit yang dikeluhkannya. lalu dia berkata kepadaku, ‘Aku terpapar kolera. Setelah itu, ia tak pernah bisa berkata-kata dengan jelas sampai meninggal.” []
Referensi: Kiamat Sudah Dekat?/Karya: Dr. Muhammad al-’Areifi/Penerbit: Qisthi Press