KETIKA pasukan Islam bergerak ke Eropa, bentrokan dengan penguasa di benua biru pun tak terelakkan. Konflik ini terjadi selama berabad-abad hingga Islam akhirnya berjaya di Eropa.
Selama periode itulah, banyak pemimpin dan komandan pasukan muslim yang berpengaruh lahir dan mencuri perhatian banyak kalangan. Dikutip dari History Collection, berikut ini 2 dari 7 komandan pasukan muslim yang memiliki nama besar dalam sejarah:
1 Salahuddin Al-Ayyubi (1137/38-1193)
Sultan Mesir ini adalah salah satu komandan Muslim paling terkenal sepanjang masa. Dia terkenal karena perannya dalam Perang Salib Ketiga di mana dia melawan Raja Inggris Richard the Lionheart yang legendaris. Salahuddin lahir di Tikrit, Irak modern, pada 1137 atau 1138 dalam sebuah keluarga dengan keturunan Kurdi.
Karier militernya dimulai di bawah komando pamannya Shirkuh, dan dia mengikutinya ke berbagai pertempuran. Salahuddin dipuji karena membantu pasukannya mengalahkan Hugh dari Kaisarea dalam pertempuran di dekat Sungai Nil.
Ia menjadi kepala pasukan militer Muslim di Mesir pada 1169. Setelah pemimpin Mesopotamia Nur al-Din meninggal pada 1174, Shalahuddin praktis tidak menghabiskan waktu di Lembah Nil meskipun Mesir adalah sumber dukungan keuangan nomor satu.
BACA JUGA: Inilah 7 Nama Besar Pemimpin Pasukan Muslim Sepanjang Sejarah (1)
Selama 13 tahun berikutnya, Salahuddin menghabiskan sebagian besar waktunya memerangi sesama Muslim dan menaklukkan Mosul, Damaskus, dan Aleppo di antara kota-kota lain.
Ia mendirikan Dinasti Ayyubiyah dan telah bersiap untuk membuat gencatan senjata dengan Tentara Salib untuk membebaskan pasukannya. Namun, keadaan ini tidak berlangsung lama, dan Shalahuddin memulai perang melawan Tentara Salib yang berlangsung selama sisa hidupnya.
Para sejarawan modern masih berbeda pendapat tentang motivasi Salahudin. Meskipun tampaknya Salahuddin memulai perang suci untuk menyingkirkan kendali militer dan politik Latin di Timur Tengah dan ia bertekad untuk mengambil Yerusalem dari orang-orang Kristen. Pada Juli 1187, ia telah merebut sebagian besar Kerajaan Yerusalem.
Ia menikmati kemenangan signifikan atas Tentara Salib di Pertempuran Hattin pada 4 Juli 1187. Di Hattin, tentara Muslim membunuh hampir semua dari 20 ribu tentara musuh meskipun ia menyelamatkan nyawa Guy dari Lusignan. Pada tahap ini, Shalahuddin memiliki kendali atas hampir setiap kota Tentara Salib. Sementara ia ingin merebut Yerusalem tanpa pertumpahan darah lebih lanjut, tawaran perdamaian dengan imbalan penyerahan ditolak penduduk. Mereka menyatakan bahwa mereka lebih baik mati daripada menyerahkan kota itu. Akhirnya, kota itu jatuh pada 2 Oktober. Akan tetapi, Salahuddin mengizinkan sejumlah kaum Frank yang miskin meninggalkan kota tanpa membayar uang tebusan yang telah disepakati.
Tyre (kota di Libanon) adalah kota besar terakhir yang tersisa untuk ditaklukkan, tetapi kota itu bertahan dalam dua pengepungan. Pada 1189, Perang Salib Ketiga dimulai dengan Richard I memimpin pasukan Kristen. Mereka merebut kota Acre yang dikuasai Muslim dan membantai penduduknya. Salahuddin menderita kekalahan di Arsuf pada 7 September 1191. Ia mencoba merebut kota Jaffa tetapi kalah dalam pertempuran penting pada Juli 1192. Akhirnya, Salahuddin mencapai kesepakatan damai dengan Richard saat dia setuju untuk mengakui kendali Tentara Salib atas pantai Palestina dari Tyre sampai ke Jaffa. Mereka juga menyetujui perdamaian tiga tahun.
Salahuddin meninggal karena demam pada 4 Maret 1193 di Damaskus. Salahuddin dipandang baik di Eropa karena kemurahan hati dan kesopanannya, termasuk di mata lawannya.
2 Timur (1336 – 1405)
Dilahirkan di Uzbekistan modern pada 1336, Timur atau Timur Leng (Timurlane) mendirikan dinasti Timurid dan menaklukkan wilayah yang luas dari India hingga Rusia dan Mediterania. Ia hanya mengetahui perang dan tidak memiliki waktu untuk menyerah atau belas kasihan bagi mereka yang dia taklukkan.
Timur adalah anggota suku Barlas, subkelompok Mongol yang pernah terlibat dalam kampanye putra Jenghis Khan, Chagatai, di Transoxania, sebelum menetap di wilayah tersebut. Impian Timur adalah mengembalikan Kekaisaran Mongol Khan dan memulai misinya sekitar 1370 setelah melawan sekutu satu kali Amir Husayn, yang juga merupakan saudara iparnya.
Selama dekade berikutnya, ia berperang melawan Khan di Jutah dan menduduki Kashgar pada 1380. Dia membantu khan Mongol dari Krimea melawan Rusia dan pasukannya merebut Moskow sebelum mengalahkan pasukan Lituania dalam pertempuran di dekat Poltava.
BACA JUGA: Ketahui 16 Dinasti Muslim di Dunia (2-Habis)
Invasinya ke Persia dimulai pada 1383, dan dia menaklukkan Khorasan dan seluruh Prusia Timur dalam waktu dua tahun. Rasa haus akan darah dan wilayahnya semakin kuat. Antara 1386 dan 1394, ia menaklukkan Armenia, Iran, Mesopotamia, Azerbaijan, dan Georgia. Timur bahkan menemukan kesempatan untuk menjatuhkan Khan dari Gerombolan Emas, dan ia menduduki Moskow selama satu tahun pada 1395.
Ketika ia pergi, sebuah pemberontakan besar meletus di Persia. Ia pun menghancurkan kota itu, membantai seluruh populasi dan menggunakan tengkorak mereka untuk membangun menara. Selanjutnya, ia menginvasi India pada 1398 karena dia berkata para sultan terlalu baik pada penduduk Hindu. Ia menghancurkan tentara Sultan Delhi pada Desember dan menghancurkan kota tersebut.
Setelah pulang sebentar, Timur menginvasi Suriah pada 1399 dan merebut Aleppo, Damaskus, dan Baghdad pada 1401. Setelah menyerang Anatolia dan menang di Pertempuran Ankara pada 1402, ia kembali ke Samarkand ketika menjadi Sultan Mesir dan rekan Kaisar Kekaisaran Bizantium menawarkan ketundukan (kepasrahan).
Timur kemudian mengarahkan pandangannya pada invasi Cina yang dimulai pada Desember 1404. Namun, Timur terlanjur jatuh sakit dan meninggal pada Februari 1405.
Menurut sejarawan, penaklukan yang dilakukan Timur mengakibatkan kematian 17 juta orang yang mana setara dengan 5 persen populasi dunia pada saat itu. []
SUMBER: HISTORY COLLECTION