MUNGKIN sebagian umat islam ada yang tidak tahu mengapa Utsman bin Affan membakar Al Qur’an. Perbuatan beliau memang bukan tanpa alasan. Utsman yang merupakan Khalifah sekaligus menantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak mungkin melakukan hal seperti itu terhadap Al Qur’an.
BACA JUGA:Inilah 7 Keistimewaan Alquran
Yang menjadi penyebabnya adalah ketika di zaman Ustman bin Affan radhiyallahu ‘anhu saat beliau menjadi menjadi khalifah, terjadi perselisihan dikalangan sahabat seputar qiraat Al Qur’an. Seorang qari’ berbeda dengan qari’ yang lain, sehingga setiap wilayah mengambil bacaan Al Qur’an sesuai utusan qari’ yang ada di wilayahnya. Setiap dari mereka mengaku bersanad hingga ke Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Pada saat perang irminiyah dan perang adzrabiijaan, Hudzaifah Ibnul Yaman yang saat itu ikut dalam dua perang tersebut melihat perbedaan yang sangat banyak pada wajah qiraah beberapa sahabat. Sebagiannya bercampur dengan bacaan yanag salah. Melihat kondisi para sahabat yang beselisih, maka ia melaporkannya kedapa Utsman radhiyallahu ‘anhu. Mendengar kondisi yang seperti itu, Utsman radhiyallahu ‘anhu lalu mengumpulkan mereka untuk membaca dengan qiraah yang tsabit dalam satu huruf (yang sesuai dengan kodifikasi Utsman). (lihat mabaahits fi ‘ulumil Qur’an karya Manna’ al Qaththan: 128-129. Cetakan masnyuratul ashr al hadits).
Setelah itu, Utsman radhiyallahu ‘anhu memerintahkan kepada sahabat untuk menulis ulang Al qur’an, beliau kemudian mengirimkan Al Qur’an tersebut ke seluruh penjuru negeri dan memerintahkan kepada manusia untuk membakar Al Qur’an yang tidak sesuai dengan kodifikasi beliau. (lihat Shahih Bukhari, kitab Fadhailul Qur’an bab jam’ul Qur’an, al Maktabah Syamilah)
Perlu diketahui sebelumnya, bahwa mushaf-mushaf yang diperintahkan untuk dibakar oleh Utsman saat itu bercampur dengan ayat-ayat yang telah mansukh (ditiadakan). Namun, beberapa sahabat tetap memasukkannya dalam mushaf mereka. Demikian pula urutan penomoran surat tidak sesuai yang ditujukan oleh Jibril, serta beberapa penafsiran sahabat yang bukan merupakan ayat Al Qur’an namun dianggap sebagai Al Qur’an. Karena itu Utsman memerintahkannya agar membakarnya supaya tidak menjadi fitnah di kemudian hari. (Lihat Hiqbatun min at tarikh: 57, cetakan markaz tsaqafatul islamiyyah)
Di sisi lain Ali bin Abi Thalib radiyallahu ‘anhu mengatakan dengan tegas bahwa:
“Jika seandainya Utsman tidak melakukan hal itu maka akulah yang akan melakukannya.” (lihat al Mashahif, Bab Ittifaaqun naas ma’a Utsman ‘ala Jam’il Mushaf, hal. 177)
Mush’ab Ibnu Sa’ad berkata, “aku mendapati banyak manusia ketika Utsman membakar al Qur’an dan aku terheran dengan mereka. Dia berkata, Tidak ada seorang pun yang mengingkari/menyalahkan perbuatan Utsman. (lihat al Mashahif: 178)
BACA JUGA:Baca Alquran di Pertengahan Surat, Harus Diawali Basmallah atau Cukup Ta’awudz saja?
Ibnul ‘Arabi berkata tentang jam’ul Qur’an dan pembakarannya, “itu adalah kebaikan terbesar pada Utsman dan akhlaknya yang paling mulia, karena ia menghilangkan perselisihan lalu Allah menjaga al Qur’an melalui tangannya. (lihat hiqbatun min at tarikh : 57 dan lihat al ‘awashim minal qawashim: 80). []
SUMBER: ALMUNAWY