KETIKA fitnah mulai banyak tersebar pada masa kekhalifahan ‘Utsman, beliau radhiyallahu ‘anhu mengizinkan para sahabat keluar Madinah dan lebih bersikap toleransi kepada mereka. Akhirnya para sahabat banyak tersebar dan hal itu menyebabkan orang-orang berebut ingin berteman dekat dengan mereka.
Orang-orang yang tidak memiliki keutamaan harta dan kemuliaan dalam Islam, mulai mengerumuni para sahabat. Jadilah orang-orang mulai berkelompok-kelompok, seakan menjadi sebuah kebanggan tatkala mereka dekat dan memperoleh kemuliaan dengan para sahabat. Inilah kerapuhan pertama yang mulai menggerogoti tubuh umat Islam dan fitnah pertama pada bagi masyarakat pada umumnya. Sementara, para sahabat sama sekali tidak memiliki ambisi untuk mengumpulkan pengikut.
BACA JUGA:Â Umur Umat Islam Hanya 1500 Tahun, Benarkah?
Sebab lain dari munculnya fitnah pada masa ‘Utsman adalah berhentinya penaklukan-penaklukan Islam pada akhir pemerintahan ‘Utsman. Hal ini mengakibatkan berhentinya ghanimah (harta rampasan perang) yang biasanya melimpah. Sehingga orang-orang awam mulai mempertanyakan dimana ghanimah yang dulu? Kemana tanah-tanah penaklukan yang mereka anggap milik mereka?
Akhirnya, sebagian dari mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk makan dan tidur, sebagian lainnya sibuk masuk Islam dalam kancah politik. Mulai lah tersebar isu bahwa ‘Utsman memberikan tanah hasil penaklukan sesuai hawa nafsunya. Banyak prajurit yang dulu biasa berperang namun akhirnya menjadi pengangguran. Apalagi banyak di antara mereka yang tidak mengerti ilmu agama, sehingga memudahkan upaya para penebar fitnah untuk meracuni pikiran mereka.
BACA JUGA:Â Ketika Umat Islam hanya Makan Tasbih dan Tasdiq
Orang-orang demikian bisa disifati sebagai orang-orang yang penuh dengan keburukan, orang rendah, bodoh, orang yang hina-dina karena menjadi kaki tangan setan. Percikan penyulut api fitnah yang kemudian hari menjelma menjadi kobaran besar salah satunya adalah orang zindik yang bernama Abdullah bin Saba’. []
Sumber: Abu Jannah. Sya’ban 1438 H. Serial Khulafa Ar-Rasyidin, Utsman bin Affan. Jakarta: Pustaka Al-Inabah.