“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (Q.S Al-Anbiya: 30)
TEORI mengenai bulan terbentuk dari sisa-sisa planet Bumi adalah teori yang telah lama berkembang namun masih sulit dipastikan keabsahannya. Namun, saat ini telah muncul bukti baru mengenai bulan yang dulunya adalah bagian dari bumi oleh beberapa ilmuwan Eropa. Mereka mengajukan bukti tambahan setelah meneliti sampel batuan bulan yang dikumpulkan dalam misi apollo antara 1960 hingga 1970.
Selama ini teori yang beredar mencatat tubrukan antara bumi dan benda langit lain bernama Theia sekitar 4,5 miliar tahun silam, menyisakan debu dan batuan kosmik yang mengorbit bumi dan kemudian membentuk bulan.
Penelitian terhadap sampel batuan Bulan dalam bentuk meteor yang jatuh ke Bumi mengungkap banyak kesamaan antara dua obyek. Ilmuwan sejak awal menetapkan, satu-satunya cara buat membuktikan tubrukan antara Bumi dan Theia adalah dengan mempelajari rasio antara isotop, seperti Oksigen, Titanium, Silikon, dan unsur lainnya.
Perbedaan KecilÂ
Setelah mempelajari sampel bulan yang dikumpulkan oleh misi NASA, Apollo 11, 12 dan 15, mengungkap temuan baru. “Mereka berhasil mendeteksi perbedaan kecil komposisi isotop oksigen pada sampel bulan,” demikian yang tercatat dalam studi yang dipublikasikan di jurnal ilmiah ilmu pengetahuan.
“Kami mengembangkan teknologi yang menjamin pemisahan sempurna,” antara isotop Oksigen dengan sisa-sisa gas yang lain, ujar Daniel Herwartz dari Universitas Georg-August, Göttingen, Jerman.
“Perbedaan kecil itu memastikan anggapan tubrukan besar yang membentuk bulan.” Menurut model tubrukan yang dibuat ilmuwan, bulan sebagian besar terbentuk dari materi Theia, antara 70-90 persen. Sementara sisanya berasal dari bumi.
Bumi dan Theia dalam Komposisi Sama
Kini ilmuwan menyimpulkan, Bulan terbentuk dengan rasio 50-50 antara materi Bumi dan Theia. Namun kendati begitu teori tersebut masih harus ditopang dengan bukti tambahan. “Perbedaannya sangat kecil dan sulit dideteksi. Tapi buktinya ada. Kita bisa meyakini bahwa tubrukan besar itu benar-benar terjadi,” kata Herwartz yang juga ikut merumuskan hasil studi.
Sementara itu beberapa tim ilmuwan lain sedang meneliti Titanium, Silikon, Chromium, Wolfram dan elemen kimiawi lain. Namun sejauh ini sampel bulan yang telah diteliti tidak menunjukkan kesamaan dengan sampel batuan bumi. []
Sumber: dw/jis