SAAT ini, mencari pegawai yang amanat dan ikhlas dalam bekerja sungguh sangat sulit ditemukan. Karena seperti kita tahu, masih banyak pegawai yang tidak menunaikan amanat dengan baik seperti ontime dalam jam masuk kerja.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا
“Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kalian untuk menunaikan amanat kepada yang berhak” (QS. An Nisaa’: 58).
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَدِّ الأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ وَلاَ تَخُنْ مَنْ خَانَكَ
“Tunaikanlah amanat pada orang yang memberikan amanat padamu dan janganlah mengkhianati orang yang mengkhianatimu” (HR. Abu Daud no. 3535, Tirmidzi no. 1264 dann Ahmad 3: 414, shahih).
Lalu pegawai seperti apa yang bisa disebut sudah amanat dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya?
Beberapa ciri pegawai yang amanat adalah jika telah ada ketetapan waktu awal dan akhir kerja, maka ia harus memenuhi aturan tersebut. Dengan begitu, dia tidak boleh telat ketika datang kerja atau lebih awal pulang ketika jam kerja.
BACA JUGA: Karyawan Buang Air Kecil di Mesin Produksi, Pabrik Ini Menanggung Rugi
Selain itu, pegawai yang amanat juga tidak menggunakan fasilitas kantor seperti mobil atau kendaraan dinas untuk kepentingan pribadi.
Jika dihubungkan soal uang, pegawai amanat adalah pegawai yang tidak memanipulasi sisa uang perjalanan dinas. Karena seperti kita ketahui, saat ini beberapa pegawai ada yang sengaja memanipulasi laporan keuangan perjalanan dinas dan mengambilnya untuk masuk ke kantongnya sendiri.
BACA JUGA: Larang Karyawannya Shalat, Perusahaan Ini Kena ‘Kualat’
Yang terakhir, pegawai juga tidak boleh menerima suap dalam bentuk apapun karena bisa menimbulkan sifat tidak amanah.
Itulah beberapa ciri sifat pegawai yang tidak amanat yang sebaiknya kita hindari. Karena apapun yang kita lakukan itu akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Azza Wajalla kelak. Allau A’lam. []
SUMBER: RUMAYSHO