BERBICARA mengenai dosa, terkadang mudah bagi kita untuk menunjuk orang lain dalam perbuatan dosa. Menilai dosa orang lain terasa lebih mudah. Padahal, belum tentu apa yang ia nilai belum tentu benar. Jadi, daripada menilai dosa orang lain, lebih baik nilailah dosa kita sendiri.
Orang yang berbuat dosa dengan orang yang selalu beramal, terkadang pandangan kita dengan Allah berbeda. Mengapa? Sebab, boleh jadi, orang yang selalu berbuat amal, malah tidak masuk surga. Sedangkan orang yang berbuat dosa, bisa masuk surga.
Ibnu Atha berkata, “Kadang-kadang seorang hamba melakukan perbuatan dosa, lalu dimasukkan ke dalam surga. Kadang-kadang seorang hamba yang taat dimasukkan ke neraka!”
Orang pun bertanya mengapa bisa seperti itu?
Ibnu Atha mengatakan, “Seorang yang melakukan perbuatan dosa selalu mengingat dosanya. Lalu, ia pun merasa terhina dan timbul pada dirinya penyesalan. Itu menyebabkan ia masuk surga. Seorang yang melakukan amal ketaatan selalu melek matanya. Setiap ia teringat dengan amalnya timbul dalam dirinya bangga diri, sombong, lebih mulia dari orang lain. Itulah penyebab kehancurannya.”
Diriwayatkan dari Imam Malik, beliau berkata, “Jangan melihat dosa-dosa manusia seolah-olah kalian itu Tuhan, tetapi lihatlah dosa-dosamu seolah-olah kamu seorang budak. Kasihilah orang yang terkena musibah, dan bertahmidlah kepada Allah SWT atas keselamatan.”
Jangan sampai engkau mengatakan, “Ini penduduk neraka dan ini penduduk surga. Jangan pernah menyombongkan diri terhadap para pelaku dosa, tetapi berdoalah agar mereka diberikan hidayah dan petunjuk.”
Dulu ada seorang pendosa melakukan perbuatan buruk di Tanah Haram, Mekkah. Ada seorang saleh selalu mengingatkannya kepada Allah SWT dengan mengatakan, “Wahai Saudaraku, bertakwalah kepada Allah. Wahai Saudaraku, takutlah kepada Allah. Bagaimana kamu bisa melakukan dosa-dosa besar, sedangkan engkau berada di tanah paling suci di muka bumi ini.” Pada suatu hari ia diingatkan kembali kepada Allah SWT, tetapi ia tidak pedulikan, bahkan dijawab dengan kata-kata keji. Orang saleh ini dengan sopan membalas, “Orang yang seperti kamu ini tidak akan mendapatkan ampunan dari Allah SWT.”
Jadilah kata-kata tersebut sebagai pukulan yang mematikan. Ia bergumam, “Allah tidak akan mengampuniku. Allah tidak akan mengampuniku. Akan kuperlihatkan kepadamu apakah Allah akan mengampuniku atau tidak!” Menurut cerita dari orang yang menyaksikan perihal ini, “Seorang pendosa ini setelah beberapa waktu kemudian pergi melakukan umrah dari Tan’im. Belumlah sampai selesai melakukan thawaf ia terjatuh dan tidak sadarkan diri, lalu meninggal di antara rukun yamani dan maqam Ibrahim.
Dalam sebuah riwayat, Allah SWT berkata kepada Daud, “Wahai Daud, berilah kabar bagi orang-orang yang berdosa dan berilah peringatan bagi orang-orang yang taat!” Mendengar ini Daud terheran-heran dan berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana aku memberi kabar gembira kepada para pendosa dan memberi peringatan kepada orang-orang yang benar.”
Allah SWT berfirman, “Wahai Daud, berilah kabar gembira kepada para pendosa bahwa tidak ada dosa besar yang tidak Aku ampuni, dan ingatkanlah orang-orang yang benar agar mereka tidak bangga diri dengan amal mereka. Sesungguhnya, Aku tidak meletakkan hitungan-Ku kepada seseorang, kecuali celaka. Wahai Daud, jika engkau benar-benar mencintai-Ku, keluarkanlah cinta dunia yang ada pada hatimu karena cinta-Ku. Cinta terhadap dunia tidak akan berkumpul dalam satu hati. Wahai Daud, barangsiapa mencintai-Ku hendaklah ia melakukan shalat Tahajjud ketika orang lagi tidur. Ingatlah diri-Ku dalam kesendirianmu ketika orang-orang lalai mengingat-Ku. Bersyukurlah terhadap nikmat-Ku ketika orang-orang lupa untuk bersyukur.”
Sekarang, barangsiapa bermaksiat kepada Allah hendaklah mencabut hawa nafsunya dan kembali kepada Tuhannya. Apakah manusia lupa terhadap nikmat yang telah diberikan? Bangunlah di tengah malam lalu panjatkanlah doa, “Wahai Allah Yang Maha Pengampun, aku hamba-Mu yang berbuat maksiat. Engkau Yang Maha Penyayang, aku seorang pendosa. Sayangilah diriku dan maafkanlah kesalahanku.” []
Referensi: Bermalam di Surga/Karya: Dr. Hasan Syam Basya/Penerbit: Gema Insani Jakarta 2015