TSUNAMI Selat Sunda menyentak dunia di pekan penghujung tahun 2018, tepatnya pada Sabtu (22/12/2018) lalu. Hingga awal 2019, tim gabungan yang terdiri dari unsur TNI, Polri, BNPB, BPBD, Basarnas serta para relawan masih terus melakukan pencarian dan evakuasi korban.
Berikut sejumlah fakta terbaru pascatsunami Selat Sunda tersebut:
1. Jumlah korban
Hingga Senin, 31 Desember kemarin BNPB mencatat 437 korban meninggal dunia dan 14.059 luka-luka. Jumlah itu diperkirakan masih terus bertambah.
BACA JUGA:Â Jumlah Korban Tsunami Selat Sunda Terbaru: 437 Orang Tewas, 14.059 Luka
“16 orang dilaporkan hilang, dan 33.721 orang mengungsi,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantornya, Jakarta, Senin (31/12/2018).
Ak hanya korban jiwa, ribuan rumah rusak berat hingga nyaris rata dengan tanah, puluhan penginapan serta tempat usaha milik warga rusak parah usai tsunami menerjang. Perahu para nelayan pun juga tak luput dari sapuan tsunami tersebut.
“Korban dan kerusakan material ini berasal dari lima Kabupaten, yaitu Pandenglang, Serang, Lampung Selatan, Pesawaran dan Tanggamus,” ungkap Sutopo.
Sebanyak 428 korbanmeninggal sudah diidentifikasi dan sudah dimakamkan, sementara 9 jenazah belum teridentifikasi.
2. Korban terbanyak ada di Pandeglang
Sutopo juga mengungkapkan, jumlah korban tsunami paling banyak terjadi di Pandeglang, Banten. Total 296 orang dinyatakan meninggal dunia.
Di Kecamatan Sumur yang awalnya terisolasi, proses evakuasi para korban mulai dilakukan.
“Untuk membantu proses evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban di Sumur maka dikerahkan 31 alat berat, berupa 9 unit eskavator, 1 unit greader, 4 unit loader, 3 unit tronton, dan 14 unit dump truck,” kata pria yang menduduki jabatan sebagai Kepala dan Humas BNPB.
Di lokasi ini, menurut Sutopo masih banyak masyarakat yang membutuhkan bahan makanan, pakaian laik pakai, MCK, selimut, tikar, peralatan medis dan lainnya.
3. Aktivitas Gunung Anak Krakatau
Berdasarkan rekaman seismograf yang didapat BNPB, aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau terus mengalami penurunan sejak 28 Desember 2018 lalu.
“Rekaman seismograf tanggal 31 Desember 2018 pukul 06.00 hingga 06.00 WIB, tercatat 4 kali gempa (letusan) dengan amplitudo 10 mm hingga 14 mm dan durasi 36 detik hingga 105 detik,” kata Sutopo di kantor BNPB, Jakarta, Senin (31/12/2018).
Secara fisik, anak Krakatau ini juga mengalami perubahan.
“Tinggi Gunung Anak Krakatau yang semula 338 meter, saat ini hanya 110 meter,” ucapnya.
Volume Gunung Anak Krakatau juga mengalami penyusutan. Jika sebelumnya memiliki volume hingga 180 juta meter kubik volume, kini hanya berkisar 40 hingga 70 juta meter kubik.
“Berkurangnya volume tubuh Gunung Anak Krakatau ini diperkirakan karena ada proses rayapan tubuh gunung api yang disertai oleh laju erupsi yang tinggi pada 24 hingga 27 Desember 2018,” ujarnya.
4. Erupsi Berhenti
Berdasarkan pantauan Satelit Himawari dan radar cuaca, erupsi Gunung Anak Krakatau dinyatakan telah berhenti pada hari Sabtu (29/12/2018).
“Berdasarkan rekaman seismograf di Pulau Sertung, gugusan pulau di Selat Sunda, dekat Gunung Anak Krakatau menunjukkan tidak ada fluktuasi getaran, kalem, amplitudo rata-rata 10 mm (pada saat letusan amplitudonya 25-30 mm),” ungkap Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Namun, PVMBG belum bisa menentukan apakah kondisi ini akan terus berhenti total atau erupsi masih akan kembali terjadi.
5. Masa Tanggap Darurat Diperpanjang
Masa tanggap darurat tsunami di Selat Sunda diperpanjang. Perpanjangan ini berkisar antara 7 hingga 14 hari ke depan.
BACA JUGA:Â Ini Kronologi Tsunami Selat Sunda Menurut Data BMKG
“Masa tanggap darurat telah ditetapkan. Pandeglang 14 hari, mulai 22 Desember sampai 4 Januari 2019, Lampung Selatan diperpanjang 7 hari atau sampai 5 Januari 2019. Wilayah Serang 14 hari atau pada 22 Desember sampai 4 Januari, Provinsi Banten 14 hari dari 27 Desember sampai 9 Januari 2019,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantor BNPB, Jakarta Timur, Senin (31/12/2018).
Dengan perpanjangan ini, menurut Sutopo para korban yang hilang usai dihantam tsunami dapat segera ditemukan. []
SUMBER: LIPUTAN6