BANTEN–Tsunami menerjang Selat Sunda yang berdampak ke wilayah Banten dan Lampung. Sejauh ini, akibat tsunami tersebut, 281 orang meninggal dunia.
“Prioritas penanganan darurat saat ini adalah koordinasi, evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban, pelayanan kesehatan, penanganan pengungsi, perbaikan darurat sarana prasarana yang rusak,” kata Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis, Senin (24/12/2018).
BACA JUGA: Ini Obrolan Terakhir Aa Jimmy sebelum Meninggal dalam Peristiwa Tsunami
Tsunami yang terjadi pada Sabtu malam (22/12) ini diduga disebabkan oleh longsor lereng Gunung Anak Krakatau.
Tsunami Selat Sunda berdampak pada 5 kabupaten di Banten dan Lampung. Untuk di Banten, wilayah yang terdampak yakni Pandeglang dan Serang. Sedangkan di Lampung yang kena dampak yakni Lampung Selatan, Tanggamus, dan Pesawaran.
Gelombang tertinggi tsunami di Selat Sunda tercatat oleh BMKG setinggi 0,9 meter. Tinggi gelombang ini berbeda-beda di tiap titiknya.
BACA JUGA: Hingga Senin, Korban Tewas Tsunami Selat Sunda Berjumlah 281 Orang
“Jadi untuk tsunami ini ada beberapa tempat ada tide gauge penunjukan di Serang, pantai Jambu pukul 21.27 padahal erupsi 21.03 dengan ketinggian tsunami 0,9 meter, di pelabuhan Ciwandar pada 21.33 ketinggian 0,9 meter atau 90 cm. Kemudian di Banten pada 21.33 WIB ketinggian 0,3 meter, di Lampung Kota Agung 21.35 WIB tercatat 0,30 meter, pelabuhan Panjang 21.53 0,28 meter ketinggian tetapi masih berproses jadi ini masih berlangsung dan erupsi terjadi getaran tremor di Gunung Anak Krakatau sehingga kita terus memonitor dengan PVMBG sejauh apa yang terjadi di sana,” papar Deputi bidang Geofisika BMKG Muhamad Sadly dalam jumpa pers di kantornya, Minggu dini hari (22/12). []
SUMBER: DETIK