SURAT Al-Ikhas adalah sebuah surat yang populer di tengah masyarakat. Dalam surat Al-Ikhlas terdapat kata yang penuh rahasia di dalamnya. Kata itu adalah Ash Shamad. Kata ini berada di ayat kedua surat Al-Ikhlas.
Pakar studi Alquran dari Arab Saudi, Dr Abdurrahman bin Muad Al Bakri menjelaskan, kata Ash Shamad tidak terulang dalam ayat lainnya. Dengan kata lain, kata ini hanya ada di surat Al-Ikhlas. Ash Shamad adalah kata yang menjelaskan tentang serangkaian dzat Allah SWT.
BACA JUGA: Seperti Apakah Ikhlas Itu?
Sebab diturunkannya surat Al Ikhlas adalah karena kaum musrik meminta kepada Nabi Muhammad SAW untuk menggambarkan tentang Allah.
Maka turunlah surat Al Ikhlas. Sebagaimana disebutkan Imam Ath Thabari dalam tafsirnya tentang perkataan orang kepada Nabi. Maka turunlah ayat:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ، اللَّهُ الصَّمَدُ، لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa (1). Allah tempat meminta segala sesuatu (2). (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan (3). Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”
Imam Ath Thabari menjelaskan bahwa tidak ada sesuatu yang lahir kecuali akan mati, dan tidak ada sesuatu yang mati itu kecuali akan ada penerusnya. Dan Allah SWT Mahatinggi, tidak mati dan tidak pula ada penerusnya atau beranak. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan-Nya. Dan Allah tak ada satu pun yang menyerupainya.
Al Bakri menjelaskan Allahu Ash Shamad berarti Allah itu Tuan yang kepada-Nya semua makhluk memohon terpenuhi segala hajatnya. Ash Shamad berarti juga yang dimaksud yang dituju.
Orang Arab jahiliyah biasa memanggil tuannya atau sayidnya yang mulia dengan kata Ash Shamad. Jadi tuannya itu adalah orang yang dituju dalam segala hal.
Mereka juga menyebut rumahnya Baitus Shamad yang bermakna rumah yang kokoh. Sebab rumah menjadi tempat yang dituju atau tempat berlindung dari segala keadaan musim.
Ash Shamad yaitu yang dimaksud. Artinya semua orang datang padanya. Karena Allah SWT yang dimaksudkan semua makhluk dalam doanya dan persoalan-persoalannya. Dengan menyebut diri-Nya dengan Samad.
BACA JUGA: Dahsyatnya Surat Al-Ikhlas
Selanjutnya Al Bakri dalam penjelasannya tentang makna Ash Shamad mengatakan sebagian mufasir berkata Ash Shamad itu berarti sesuatu yang tidak berlubang, dan di dalam sebagian pendapat kainya berarti tidak makan dan tidak diberi makan. Dan Allah menjelaskan tentang dirinya sesungguhnya Allah itu pemberi makan dan Allah itu tidak makan.
مَّا الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِهِ الرُّسُلُ وَأُمُّهُ صِدِّيقَةٌ ۖ كَانَا يَأْكُلَانِ الطَّعَامَ
Al Masih putra Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan.
Al Bakri berkata keterangan itu merupakan makna lain dari Ash Shamad. Yaitu yang dituju manusia dari setiap hajatnya, dan dia tidak membutuhkan apapun dari hajat-hajatnya. Makna pokok dari ayat ini adalah Allah itu Sayidul Adzim yang dituju setiap makhluk dalam hajatnya.
Seperti apa penjelasan kata Ash Shamad dalam sebagian kitab tafsir? Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya (mengutip) apa yang dikatakan Ibnu Abbas dalam tafsir tentang kata Ash Shamad. Sesungguhnya
Ash Shamad yaitu Sayid yang benar-benar sempurna dalam kedudukannya, Syarif yang benar-benar sempurna dalam kemuliaannya, yang agung yang benar-benar sempurna dalam keagungannya, penyantun yang benar-benar sempurna dalam penyantunanya, dan berilmu yang benar-benar sempurna dalam ilmunya, hakim yang benar-benar sempurna dalam menghakiminya, yaitu dia yang benar-benar sempurna dalam kemuliaan dan kedudukannya, yaitu adalah Allah SWT.
BACA JUGA: Ikhlas, Obat Stres Paling Mujarab
Inilah sifat-Nya, tidak ada kecuali Dia. Tidak ada yang menyaingi-Nya, dan tidak ada yang menyerupainya, Mahasuci Allah dzat Yang Esa, Yang Mahamendundukan.
Dan menambahkan Al Qurthubi dalam tafsirnya beberapa makna lain kata Ash Shamad, maka dalam tafsirnya dia berkata. Berdasarkan ucapan Ubay bin Kaab, Ash Shamad, Dia yang tidak beranak dan tidak pula di peranakan. Dan tidak ada sesuatu kecuali akan mati, dan tidak ada sesuatu yang mati kecuali akan ada penerusnya.
Al Qurthubi jiga mengutip tafsir Abu Hurairah tentang kata Ash Shamad, yaitu yang membebaskan atau memenuhi setiap sesuatu, dan yang butuh padanya akan setiap sesuatu. []
SUMBER: MASRAWY