Oleh: Wisnu TP
wisnu.tp@gmail.com
AL Qur’an adalah firman Allah; Tuhannya Ibrahim, Musa, Isa, para Anbiya, yang suci dari dosa.
Al Qur’an adalah Kalamullah, diturunkan kepada Muhammad bin Abdullah…
Laki-laki mulia tanpa cela, lisannya terpuji, akhlaq-nya dikagumi, oleh kawan dan oposisi.
Namanya tersurat, di Injil dan Taurat, diyakini Ahli Kitab
shallallahu alaihi wasallam …
Al Qur’an adalah obat jiwa yang gelisah, penenang jiwa yang kalut.
Ia penerang kalbu yang remang, wajah yang murung.
Keburukan di dalam dada, Al Qur’an penyembuhnya.
Dengan izinNya, Allah, Rabb Yang Maha Sempurna.
Al Qur’an berdimensi fisika, aerodinamika, dan matematika.
Ia adalah geologi, biologi, dan biografi.
Al Qur’an adalah sejarah manusia dan alam semesta.
Dengannya peradaban menjadi mulia, tanpanya hanyalah kumpulan ternak saja.
Al Qur’an adalah hujan bagi tanah yang tandus, gizi bagi nurani tak terurus.
Ia penawar hati yang dengki, rantai bagi lisan pencaci.
Ia penyeru sedekah, musuh para penghibah.
Al Qur’an adalah pengasah firasat dan intelektual, memberi ilmu dan hikmah yang kekal.
Ia pelurus kabar dusta, dan mendustakan si pendusta.
Al Qur’an membuka cakrawala,
dan tabir dunia dan alam setelahnya.
Ia seperti madu, di atas luka menganga.
Ia penyegar bagi pikiran yang lelah, motivator akal yang resah.
Ia harta bagi penghafalnya, haluan bagi pengamalnya.
Ia asa di dada bocah belia, remaja, dewasa, dan tua renta, di lintas benua.
Al Qur’an menorehkan senyum di wajah-wajah sendu,
meneteskan air mata di jiwa yang khusyu.
Al Qur’an adalah buku manual, ‘hidup senang mati tenang’.
Ia memuliakan yang hina, menghinakan yang ingkar.
Al Qur’an adalah masa lalu, masa sekarang, dan masa datang.
Memusuhinya pasti dimusuhi, mencelanya pasti tercela, menggugatnya pasti digugat.
Meragukannya pasti binasa, merubahnya pasti sengsara, meninggalkannya pasti celaka.
Janganlah seperti mereka, penyembah berhala, dan yang terkutuk menjadi babi dan kera.
Menuduhnya sihir, ia telah gila.
Membacanya, waktu menjadi sempurna, meninggalkannnya, usia tercecer sia-sia.
Lantunannya merdu, sempurna, tanpa cela, siapapun lisannya.
Isinya sama, dari Arabia hingga ujung dunia.
Al Qur’an adalah syafaat di Hari Kiamat, bagi siapa yang diizinkanNya.
Ia adalah kebahagiaan hakiki, melebihi televisi, torehan fiksi, gemerlap atraksi.
Ia adalah kitab di rak-rak buku kita, menunggu dibuka, dibaca, diamalkannya oleh jiwa raga.
Oleh saya, Anda, anak cucu kita semua.
Tak mengapa jika ia telah berdebu, masih ada waktu, saudaraku.
Sebelum nafas di kerongkongan, kemudian ditanyakan, “Siapa yang dapat menyembuhkan?”
Wahai Ummat Muhammad!
Wahai Ahli Kiblat!
Wahai Ahlus Sunnah!
Wahai calon penghuni kubur!
Itulah Al Qur’an! Sebab kemuliaanmu… atau kehinaanmu. []