BULAN Ramadhan. Dengan segala keistimewaannya, kedatangan bulan Ramadhan membuat orang-orang shalih semakin bertambah sibuk, dengan ibadah dan amal shalih, ibadah dan amal shalih.
Inilah kesibukan yang dilakukan orang-orang shalih di bulan ramadhan.
Teladan Al-Mushthafa shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Di antara petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di bulan Ramadhan adalah memperbanyak ibadah. Jibril ‘alaihishshalatu wassalam mengajarkan Al Quran kepada beliau saat Ramadhan. Jika Ramadhan tiba, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi lebih dermawan bagai angin yang berembus; beliau adalah manusia yang paling dermawan dan menjadi semakin dermawan di bulan Ramadhan. Kala itu, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak bersedekah, berbuat kebajikan, membaca Al-Quran, shalat, berzikir, dan beri’tikaf,” (Zadul Ma’ad, juz 2, hlm. 30).
Mereka sibuk membaca dan merenungi Al-Quran
Dari Manshur dari Ibrahim; dia berkata, “Aswad mengkhatamkan Al-Quran setiap dua malam selama bulan Ramadhan. Dia tidur antara maghrib dan isya. Pada selain bulan Ramadhan, dia mengkhatamkan Al Quran setiap enam malam,” (Hilyatul Auliya’, juz 1, hlm. 250).
“Sungguh, Qatadah mengkhatamkan Al-Quran tiap tujuh malam. Kemudian jika bulan Ramadhan tiba, dia mengkhatamkan Al Quran tiap tiga malam. Kemudian, jika sepuluh hari terakhir Ramadhan datang, dia mengkhatamkan Al Quran sekali dalam semalam,” (Hilyatul Auliya’, juz 1, hlm. 364).
“Abu Raja’ mengkhatamkan Al-Quran saat mengimami qiyamul lail di bulan Ramadhan setiap sepuluh hari,” (Hilyatul Auliya’, juz 1, hlm. 348).
Mereka sibuk berdoa
Dari Abu ‘Amr Al-Auza’i; dia berkata, “Yahya bin Abi Katsir berdoa memohon kehadiran bulan Ramadhan, ‘Ya Allah, selamatkanlah aku agar bisa berjumpa dengan Ramadhan, selamatkanlah aku agar berhasil menjalani Ramadhan, dan terimalah amalku,’” (Hilyatul Auliya’, juz 1, hlm. 420).
Mereka sibuk bersedekah
Dari Mughirah dia berkata, “Abdurrahman bin Abi Ni’am menyediakan hidangan buka puasa sebanyak dua kali saat Ramadhan. Jika kami berkata kepadanya, ‘Bagaimana keadaanmu, wahai Abul Hikam?’ maka dia berujar, ‘Jika kita adalah pelaku kebajikan, betapa mulia orang-orang yang bertakwa. Jika kita adalah pendosa, betapa terhinanya orang-orang yang celaka,’” (Hilyatul Auliya’, juz 2, hlm. 292).
Dari Ash-Shultu bin Bashtham; dia berkata, “Setiap malam, Hammad bin Abi Sulaiman menyajikan hidangan buka puasa untuk seratus orang selama bulan Ramadhan. Jika malam Idul Fitri telah tiba, dia akan membagikan pakaian kepada mereka satu per satu, serta memberi mereka uang masing-masing seratus,” (Al-Karamu wal Juwdu wa Sakha’un Nufusi, juz 1, hlm. 5). []
Sumber: Muslimah