BEBERAPA tahun lalu, para peneliti di Jerman dilaporkan telah menemukan sebuah mushaf tua Alquran di perpustakaan Universitas Tübingen.
Para sarjana di Proyek Coranica, bagian dari Universitas Tübingen, telah menemukan buku yang ditulis antara 20 sampai 40 tahun, setelah wafatnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
BACA JUGA: Inilah 13 Keindahan Gaya Alquran
Ditulis dalam huruf Kufi, naskah yang dijuluki MA VI 165 ini, disumbangkan ke universitas pada tahun 1864 sebagai bagian dari koleksi konsul Prusia Johann Gottfried Wetzstein.
Dengan menggunakan karbon-14 pada tiga sampel perkamen naskah, para peneliti menyimpulkan bahwa Alquran ini, 95 persen kemungkinan berasal pada periode 649-675 M.
Proyek Coranica menyelidiki Alquran dalam konteks latar historis dengan menggunakan dokumen-dokumen, seperti naskah dan informasi yang diperoleh dari penggalian arkeologi.
Mushaf Ma VI 165, dibuat di atas perkamen berkualitas tinggi sehingga diduga berhasil bertahan dalam kondisi yang cukup baik selama lebih dari 1.339 tahun.
BACA JUGA: Metode Persalinan Tanpa Rasa Sakit ada dalam Alquran
Ma VI 165 tampaknya berisi sebagian besar dari Alquran Surat Al-Isra ayat 37 dan Surat Yasin ayat 57. Menariknya, ayat yang ditemukan dalam naskah berisi kalimat yang puitis berkaitan dengan pelestarian naskah. Surat Al-Isra ayat 37 diterjemahkan sebagai, “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, …”.
Selama ini, mushaf Alquran tertua ditemukan di Sana’a, Yaman. Mushaf tersebut berasal dari tahun 671 Masehi. Awalnya baik mushaf di Sana’a maupun yang di Jerman dikenal sebagai dua mushaf tertua. Namun mushaf tertua kembali ditemukan oleh peneliti dari Universitas Birmingham, Inggris dan diperkirakan berasal dari tahun 568 dan 645 Masehi. []