GUNUNG Krakatau merupakan gunung api aktif yang berada di Indonesia. Letusannya yang terjadi di tahun 1883 menyebabkan kehancuran satu pulau yang berada di tengah-tengah Selat Sunda. Akibat letusan Krakatau, 36.000 jiwa meninggal dunia.
Dentumannya saja terdengar hingga Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika yang jauhnya 4.653 kilometer. Letusan gunung Krakatau ini bahkan disebut-sebut mencapai 30.000 kali ledakan bom atom di Hiroshima-Nagasaki,Jepang pada 1945 silam.
BACA JUGA: Gunung Anak Krakatau Alami Letusan Surtseyan Sejak 22 Desember, Apa Artinya?
Efek ledakan Krakatau pada 1883, lahir tiga anak Krakatau. Berikut ini ulasan tentang tiga gunung anak Krakatau yang salah satunya menyebabkan tsunami di Selat Sunda, 22 Desember 2018 lalu.
1. Gunung Perbuwatan
Gunung Perbuwatan adalah salah satu dari tiga puncak gunung api yang berada pada Pulau Rakata Besar sebelum peristiwa letusan dahsyat pada 1883. Gunung Perbuwatan adalah puncak paling utara dari dari dua puncak Krakatau lainnya.
Keberadaan Gunung Perbuwatan berakhir sejak ia runtuh bersama Gunung Danan dan paruh utara Gunung Rakata pada tanggal 27 Agustus 1883.
2. Gunung Danan
Sama seperti Gunung Perbuwatan, Gunung Danan adalah salah satu dari tiga puncak gunung api yang berada di Pulau Rakata Besar sebelum peristiwa letusan dahsyat pada tahun 1883. Keberadaan Gunung Danan pun berakhir sejak runtuh bersama Gunung Perbuwatan dan paruh utara Gunung Rakata pada tanggal 27 Agustus 1883.
3. Gunung Rakata
Gunung Rakata merupakan gunung api yang dikenal sebagai Anak Krakatau dari kawasan kaldera purba. Gunung ini muncul pada 1927, usai letusan Krakatau 1883. Gunung ini berdiri di lokasi bekas berdirinya Gunung Perbuwatan dan Gunung Danan.
BACA JUGA: Gunung Anak Krakatau Berstatus Siaga, Ini Imbauan PVMBG
Gunung Rakata ‘tumbuh’ makin tinggi karena material yang keluar dari perut gunung baru itu. Saat ini ketinggian Anak Krakatau ‘Rakata’ mencapai sekitar 230 meter di atas permukaan laut, sementara Gunung Krakatau sebelumnya memiliki tinggi 813 meter dari permukaan laut.
Anak Krakatau ini masih aktif. Erupsinya lah yang diduga menjadi penyebab tsunami Banten, 22 Desember 2018 lalu. []
SUMBER: MERDEKA