SURAT menjadi salah satu sarana yang digunakan Nabi Muhammad SAW dalam menyampaikan kebenaran risalah Islam kepada pada raja di beberapa wilayah. Surat-surat itu disampaikan lewat tangan para sahabat.
Dikutip dari Kitab Ta’lim Hayatush Shahabah karya Maulana Muhammad Yusuf Al Kandahlawi, inilah beberapa sahabat terpilih yang pernah diamanahi sebagai pembawa surat dari Rasulullah SAW kepada para raja:
1 Abdullah bin Hudzafah r.a
Abdullah bin Hudzafah diutus untuk menemui Raja Persia.
2 Salith bin Amr r.a
Dia diutus kepada Haudzah bin Ali, raja Yamamah.
BACA JUGA:Â Abdullah lbn Umar, Sahabat yang Faqih, Zuhud dan Mahsyur Fatwanya
3 Ala bin Hadrhrami r.a
Dia diutus menemui al Mundzir bin Sawa.
4 Amr bin Ash
Dia diutus menemui Jaifar dan Abbad, dua putra al Julanda yang menjadi raja di Oman (dekat Bahrain).
5 Dihyah al Kabli r.a
Dia diutus menemui Qaishar, raja Romawi.
6 Syuja bin Wahb al Asadi r.a
Dia diutus menemui Mundzir bin Harits bin Abi Syimar al Ghassani.
7 Amr bin Umayyah adh Dhamri r.a
Dia diutus menemui Raja Najasyi.
BACA JUGA:Â Surat dari Umar Runtuhkan Tradisi Kuno di Sungai Nil
Mereka kembali sebelum Rasulullah SAW wafat, kecuali Ala bin Hadrami r.a. yang masih berada di Bahrain ketika Rasulullah SAW wafat.
Al Haitsami mengatakan di dalam sanadnya terdapat rawi bernama Muhammad bin Isma’il bin Ayyasy, sedang dia adalah adalah rawi dhaif. Demikian hal itu kata Syekh Maulan seperti diterangkan dalam kitab al-Majma (juz 5, hal.306).
Al-Hafiz berkata dalam kitab Fathul Bari (8/89) para ahli siirah menambahkan Rasulullah SAW. mengutus al Muhajir bin Umayyah untuk menemui Harits bin Abdu Kulal; Jarir r.a. Menemui Dzi Kala’; Sa’ib r.a diutus untuk menemui Musailamah; dan Hathib bin Abi Balta’ah ketika menemui Muqauqis.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Anas r.a. bahwa sebelum wafat Rasulullah SAW menulis surat kepada Kisra (Raja Persia), Qaishar (Raja Romawi), Najasyi (Raja Habasyah), dan kepada setiap penguasa yang sombong dan ingkar terhadap kebenaran. Yoona menyeru mereka kepada Islam dan Allah SWT. Sedangkan Najasyi di sini, bukan Najashi yang telah dishalatkan oleh Rasulullah SAW.
“Hadist ini tertera dalam kitab al-Bidaayah (4/262),” kata Syekh Maulana.
Diriwayatkan oleh Ahmad dan Thabrani dari Jarir.a. dia mengatakan, Rasulullah SAW sebelum wafat menulis surat kepada Kisra, Qaishar, dan kepada setiap penguasa yang angkuh. Al-Haitsami berkata (juz 5 hal. 305): di dalam sanadnya terdapat rawi bernama Ibnu Lahi’ah, sedang hadisnya adalah Hasan. Perawi lainnya adalah hasan. Para rawi lainnya adalah rawi-rawi shahih. []
Referensi: Ta’lim Hayatush Shahabah/karya: Maulana Muhammad Yusuf Al Kandahlawi/Penerbit: Pustaka Ramadhan