TAHUN kelahiran Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam (saw) sering disebut sebagai tahun gajah. Hal itu didasarkan pada peristiwa besar yang terjadi menjelang kelahiran Nabi saw, yakni pada 571 Masehi.
Pada tahun tersebut, sepasukan tentara dari Yaman hendak menghancurkan Ka’bah yang ada di Mekah, tanah kelahiran Nabi Muhammad saw. Pasukan tersebut dipimpin Raja Abrahah. Mereka berangkat menuju Mekah dengan menyertakan hewan gajah.
BACA JUGA: Sejarah Penetapan Kalender Hijriah
Mengapa Abrahah menyerang Ka’bah?
Pada masa itu bangsa Arab dari berbagai penjuru berbondong-bondong mendatangi Makkah untuk melaksanakan haji, membesarkan Ka’bah yang dibangun Nabi Ibrahim. Sebagai gubernur Habasyah, Abrahah mempunyai hasrat untuk menyaingi Mekkah. Ia ingin orang-orang dari berbagai penjuru jazirah Arab tak lagi naik haji dan berjiarah ke Mekkah, melainkan ke Yaman.
Mulanya, Abrahah membangun sebuah gereja besar dan menjulang tinggi di Kota San’a. Gereja bernama Al Qullais (menjulang tinggi) itu menjadi ikon San’a dan merupakan satu-satunya gereja yang paling megah saat itu.
Abrahah pun mengumumkan keberadaan Al Qullais di San’a kepada orang-orang di berbagai penjuru jazirah Arab. Dia mengajak orang-orang Arab untuk meninggalkan Ka’bah dan berhaji ke Yaman.
Kabar itu akhirnya sampai kepada Bani Kinanah, sebuah kabilah besar bangsa Arab yang berdiam di Mekkah. Bani Kinanah merupakan cikal bakal Bani Quraisy yang merupakan suku asal Nabi Muhammad saw.
Nah, terkait alasan Abrahah merusak Ka’bah, Dr Jawad Ali dalam ‘Sejarah Arab sebelum Islam’ menuliskan sejumlah latar belakang yang menjadi pemicu terjadinya serangan tersebut. Intinya, serangan itu terjadi setelah adanya pengrusakan Al Qullais.
Al Qurtbi yang berkata kebakaran Al Qullais menjadi alasannya karena beberapa orang Quraisy yang pergi ke wilayah Najasyi menyalakan api untuk memasak dan lupa mematikannya. Api tersebut kemudian membakar Al Qullais.
Sebagian riwayat lain menyebutkan penyerangan ke Ka’bah dimulai dari penjarahan pasukan Abrahah di Thaif. Orang-orang Thaif yang tertindas menunjukan Ka’bah sebagai bangunan yang paling dihormati, orang yang bisa menaklukannya maka sempurnalah kekuasaannya.
Singkat kata, setelah Al Qullais rusak, Abrahah memerintahkan pasukannya ke Mekkah untuk menghancurkan Ka’bah. Ia juga membawa 15 ekor gajah dalam rencana serangannya itu.
“Maka laskar ini disebut Tentara Bergajah dan tahun terjadinya peritiwa penyerbuan Abrahah ke Mekkah untuk merobohkan Ka’bah disebut tahun gajah (Amul Fiil),” tulis Prof Mukhtar Yahya dalam ‘Perpindahan-Perpindahan Kekuasaan Di Timur Tengah.’
Apa peristiwa besar yang terjadi dalam penyerbuan tersebut sehingga riwayatnya disebut dalam Alquran Surat Al Fiil?
Dalam perjalanan menuju Mekah,pasukan Abrahah membuat kekacauan dan merampas harta penduduk di wilayah yang dilaluinya. Salah satukorbannya adalah kakek Nabi Muhammad saw, yakni Abdul Muthalib. Sebanyak 200 ekor unta milik Abdul Muthalib dirampas Abrahah.
Abrahah kemudian menemui pemuka kota Mekah yang ternyata adalah Abdul Muthalib sendiri. Saat bertemu Abrahah, Abdul Muthalib hanya meminta harta dan unta-unta miliknya dikembalikan. Sedangkan soal rencana Abrahah yang ingin menghancurkan Ka’bah, tak digubrisnya.
Abdul Muthalib menilai, hartanya adalah miliknya, sedangkan Ka’bah ada pemiliknya, yani Allah Subhanahu wa ta’ala. Allah lah yang akan menjaga rumah-Nya itu.
Setelah bertemu Abrahah, Abdul Muthalib keudian berdoa di depan Ka’bah. Setelah itu ia memerintahkan penduduk Kota Mekkah pergi dan mencari tempat berlindung karena pasukan gajah Abrahah akan memasuki kota suci itu.
Sesampainya di pintu Kota Mekkah. Abrahah mengerahkan gajah-gajah yang dibawanya untuk masuk ke dalam kota itu. Namun, gajah-gajah itu tak mematuhi perintah pasukan-pasukan Abrahah. Gajah-gajah yang dibawanya hanya duduk dan berputar-putar dan kembali ke tempat semua.
Di tengah kebingungan pasukan Abrahah, tiba-tiba burung (ababil) berbondong-bondong datang ke arah mereka. Burung-burung itu kemudian menjatuhkan batu-batu yang dibawanya. Seketika, pasukan Abrahah pun berguguran.
Abrahah sendiri meninggal dalam kondisi menggenaskan setelah berhasil melarikan diri ke San’a.
Setelah kejadian itu, Mekkah mengalami perubahan cuaca. Mekkah diguyur hujan lebat hingga menyebabkan banjir. Banjir itu pun membawa hanyur mayat-mayat pasukan Abrahah ke laut.
Sebagaimana firman Allah SWT:
“Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong (3) yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar (4) sehingga mereka dijadikannya seperti daun-daun yang dimakan ulat (5).” (QS Al Fiil)
Menurut Prof Mukhtar, bangsa arab kemudian mentarikhan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di kalangan mereka dengan Amul Fiil atau tahun gajah.
“Tahun terjadinya peristiwa ini mereka jadikan permulaan perhitungan tahun, sedang bulan pertama tetap bulan Muharam. Sebelum terjadinya peristiwa ini, mereka mentarikhkan peristiwa penting dengan meninggalnya Qushai, karena Qushai ini adalah seorang pemimpin mereka yang agung meninggal tahun 480 Masehi.”
Sedangkan, penyerbuan pasukan Abrahah ke Mekkah untuk menghancurkan Ka’bah terjadi pada 12 Muharram tahun 1 Tahun Gajah atau Amul Fill bertepatan dengan 2 Maret 571 Masehi.
Menurut riwayat Ibnu Hisyam dari Ziad Ibnu Abdillah Al Kufi dan dari Muhammad Ibnu Ishaq, Nabi Muhammad dilahirkan pada 12 Rabiul Awal tahun 1 Aumul Fiil. Sedangakan menurut Ilmu Falak Mesir, Mahmud Pasha, kelahiran Nabi Muhammad bertepatan dengan 20 April 571 M). []
Sumber: Perpindahan-Perpindahan Kekuasaan Di Timur Tengah Sebelum Lahir Agama Islam/ Karya: Prof. Mukhtar Yahya/ Penerbit: Bulan Bintang/ Tahun: 1985
Sumber: Sejarah Arab Sebelum Islam/ Karya: Dr. Jawwad Ali/ Penerbit: Alvabet/ Tahun: 2018