“Dan jika Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya (tanpa ukuran) tentulah mereka akan melampaui batas (berbuat Zalim) di muka bumi, tetapi Allah menurunkannya (rezeki) dengan ukuran yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hambaNya lagi Maha Melihat,” (QS. AsSyura: 42).
ITULAH Allah SWT Maha Pemberi sebaik-baiknya rezeki. Rezeki yang baik adalah yang tidak membuat lalai dari-Nya, tidak menjadikan keliru, zalim dalam memilikinya, tidak menghabiskan siang malam penuh dengan kepenatan. Rezeki yang baik tidak menguras tenaga dan pikiran untuk menghitung, menakar, menimbang-nimbang keuntungan dan kerugiannya.
BACA JUGA: Menguak Keberhasilan dan Kelancaran Rezeki
Sebaik-baik rezeki pula adalah yang tidak menghantui seseorang untuk melepaskannya, tidak membuat mati rasa dalam mensyukuri rezeki-Nya sehingga menyebabkan seorang hamba kehilangan hakikat ‘memiliki’ sejatinya, bahkan hanya untuk sekedar mencicipi nikmatnya tidur nyenyak diatas kasur empuk, kamu tak sanggup memilikinya.
Maka Allah SWT dengan segala hikmah dan kehendak-Nya menentukan ukuran takaran rezeki-rezeki yang diturunkan, agar tidak membebani para hamba-hamba-Nya di hari Hisab (perhitungan) kelak. Supaya perjalanan orang-orang mukmin menuju surga yang menantinya semakin ringan, mudah, tanpa harus dibebani dengan hal-hal duniawi. []
SUMBER: NEGERIQURAN