SEBAGAI orang yang beriman, yang senantiasa berusaha untuk mengikuti aturan Allah dan Rasul-Nya, maka sudah selayaknya kita mencari ilmu. Ya, ilmu merupakan hal yang perlu dicari. Ini merupakan salah satu anjuran dari Allah SWT, sebagai petunjuk jalan kehidupan di muka bumi. Jika berilmu maka selamatlah kita, dengan catatan ilmu itu bermanfaat bagi diri kita sendiri dan umumnya bagi orang lain.
Bukan hanya ilmu agama yang harus kita perdalam dan telusuri. Ilmu pengetahuan pun menjadi salah satu hal yang tidak lepas dari diri kita. Sebab, di balik adanya alam ini terdapat kekuasaan-kekuasaan Allah yang terpendam. Melalui ilmu pengetahuan maka kita dapat mengetahuinya. Lalu, apa yang dituntut oleh iman dan ilmu pengetahuan?
Yang dituntut oleh iman ialah persoalan-persoalan ghaib. Segala apa yang bisa dilihat oleh mata, bukanlah persoalan ghaib.
Dalam persoalan ghaib, pertanyaannya dimulai dengan bagaimana, bukan mengapa. Jika pertanyaan dimulai dengan bagaimana, permasalahannya mengandung percobaan, pembahasan, penyelidikan dan pembuktian. Contoh: air mengandung dua dzat, hidrogen dan oksigen. Pertanyaan secara ilmiah adalah bagaimana terdapatnya dan bukan mengapa air diciptakan seperti itu.
Ketika Nabi Ibrahin AS berkata, “Ya Tuhan, perlihatkanlah kepadaku, bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati.” Allah berfirman, “Apakah kamu belum percaya?” Ibrahim menjawab, “Saya percaya, tetapi agar hati saya tetap mantap (dengan imanku),” (QS. Al-Baqarah: 260).
Ketika Nabi Musa berkata, “Ya Tuhanku, tampakkanlah diri Engkau kepadaku agar aku dapat melihat-Mu.” Allah berfirman, “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku,” (QS. Al-A’raaf: 143). []
Sumber: Anda Bertanya Islam Menjawab/Karya: Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya’rawi/Penerbit: Gema Insani