USIA alam semesta menurut ilmuwan astronomi diprediksi sekitar 13,77 miliar tahun. Hal tersebut berdasarkan perhitungan terbaru yang mereka lakukan. Perhitungan tersebut telah memakai data ACT atau Atacama Cosmology Telescope yang ada di Chili, yakni oleh Universitas Cornell Amerika Serikat.
Sementara itu Alam Semesta, ACT tersebut milik National Science Foundation. Banyak cara yang telah dilakukan oleh beberapa ahli serta peneliti dalam bidang ilmu astronomi. Ini melibatkan banyak instrumen teknologi dan percobaan demi memperoleh apa yang sering menjadi pertanyaan terbesar selama ini, yaitu kapan semesta ini terbentuk.
Usia Alam Semesta
Baru-baru ini, para ahli astronom telah memperhitungkan dari usia sebenarnya dari alam semesta. Jadi, dari perhitungan tersebut diperoleh hasil yaitu sekitar 13,77 atau mendekat 14 miliar tahun.
Terdapat tim peneliti yang juga memperhitungkan hal yang sama untuk Alam Semesta. Mereka ialah tim peneliti dari Planck Collaboration dan European Space Agency tahun 2009. Mereka menemukan hasil dari penelitian usia dari alam semesta sekitar 13,8 miliar tahun.
BACA JUGA: Fakta Alam Semesta yang Diungkap QS Adz-Dzariyat Ayat 7
“Sekarang kita sudah mencapai satu jawaban yang telah Planck dan ACT setuju,” ucap Simone Aola, seorang astronom dari Flatiron Institute New York City.
ACT telah mengukur cahaya yang paling tua yang berada dalam alam semesta untuk mencari tahu berapa usia alam semesta. Selanjutnya, cahaya yang tertua tersebut bernama Cosmic Microwave Background (CMB).
Cosmic Microwave Background (CMB)
Penelitian mengenai usia alam semesta dalam jurnal The Atacama Cosmology Telescope: a Measurement of the Cosmic Microwave Background Power Spectra at 98 and 150 GHz. Jurnal tersebut berasal dari tim penulis Universitas Cornell yang dipimpin oleh Steve Choi.
Dalam menentukan umur alam semesta, dapat menjadi satu hal yang membantu untuk para ilmuwan ahli astronomi memahami lebih cepat tentang ekspansi alam semesta. Selain itu, juga dapat kita sebut dengan konstanta Hubble.
Sementara itu usia alam semesta, memperhitunkan dari Konstanta Hubble pun tak jauh berbeda dengan hasil perhitungan Planck dan juga ACT. Lebih daripada itu, Steve Choi pun mengungkapkan, penemuannya tersebut memberikan para ilmuwan manfaat dalam kepercayaan diri saat mengukur cahaya yang paling tua dari alam semesta.
Kecepatan Kosmos
Pada tahun 2019 silam, terdapat tim peneliti yang telah mengukur pergerakan dari galaksi, yakni jika usia alam semesta memiliki ratusan juta lebih muda daripada tim Planck. Adanya perbedaan tersebut menunjukkan jika model paling baru dalam semesta ini mungkin perlu. Lalu menimbulkan kekhawatiran jika salah satu pengukuran kemungkinan bisa keliru.
Kemudian, juga terdapat hal lain yang diperoleh saat terjadi pengukuran dari usia alam semesta ini, yakni tentang seberapa cepat kosmos mengembang. Angkanya dikuantifikasi oleh hasil Konstanta Hubble. Pengukuran ACT pun menunjukkan jika konstanta Hubble sekitar 67,6 kilometer per detik tiap per megaparsec.
Hal tersebut menandakan jika sebuah objek 1 megaparsec adalah 3,26 juta tahun cahaya dari Bumi. Lalu bergerak menjauh dengan kecepatan 67,6 kilometer per detik, sebab adanya perluasan dari semesta.
Hasil pengukuran usia alam semesta ini hampir menyerupai dan sama persis dengan perkiraan yang sebelumnya yaitu 67,4 kilometer per detik tiap megaparsec dari para peneliti Planck. Akan tetapi, kecepatannya lebih lambat 74 kilometer per detik tiap megaparsec yang dihasilkan dari kesimpulan pengukuran galaksi.
“Saya tidak mempunyai preferensi khusus dalam nilai tertentu, itu akan menarik dari yang satu atau dengan cara yang lain untuk usia Alam semesta ini,” ucap Steve Choi.
“Kami mendapatkan tingkat ekspansi secara tepat dalam perkiraan tim satelit Planck. Hal ini memberikan pada kami kepercayaan diri untuk mengukur cahaya yang paling tua dalam usia alam semesta ini.”
Gambaran Cosmic Microwave Background
Pada saat ACT terus mengamati usia alam semesta dalam waktu yang lama, para ahli astronomi ini nantinya akan mempunyai gambaran mengenai Cosmic Microwave Background (CMB) secara lebih jelas. Kemudian, juga mempunyai ide atau gagasan yang tepat mengenai seberapa lama kosmos tersebut dimulai.
Para ahli dari tim ACT pun akan memeriksa pengamatan yang telah mereka lakukan tersebut dalam pencarian tanda-tanda fisik yang tepat dan sesuai dengan jenis atau model kosmologis yang standar untuk usia alam semesta ini.
BACA JUGA: Berapa Lama Penciptaan Alam Semesta dalam 6 Masa Itu?
Kemudian, hal tersebut bisa menyelesaikan dari ke tidak sepakatan antara prediksi usia alam semesta serta dengan laju ekspansi yang muncul dari adanya pengukuran CMB dan juga gerakan galaksi.
Usia alam semesta yang diperkirakan sekitar 13,77 miliar tahun mengingatkan kita pada kebesaran dan misteri kosmos. Dari ledakan dahsyat Big Bang hingga terbentuknya galaksi, bintang, dan planet, alam semesta terus berkembang tanpa henti.
Sementara manusia hanya menempati satu sudut kecil di jagat raya, kita memiliki kemampuan untuk memahami, mengeksplorasi, dan memikirkan asal-usul serta masa sebelumnya. Usia alam semesta yang begitu panjang dibandingkan kehidupan manusia mengajarkan kita tentang ketidak kekalan, pentingnya eksplorasi, dan keajaiban ilmu pengetahuan. Semoga kita terus belajar dan menjaga keseimbangan di bumi, bagian kecil dari luasnya semesta. []
RUJUKAN: NEW SCIENTIST