كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِ ۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. Al-‘Ankabut: 57)
KEMATIAN pasti akan dialami oleh semua makhluk yang bernyawa, termasuk manusia. Namun, kematian bukan lah akhir. Manusia masih harus menempuh perjalanan panjang menuju alam akhirat. Mulai dari alam barzakh, yaumul Ba’ats, padang Mahsyar, Yaumul Mizan, hingga surga atau neraka.
Nah berikut ini keterangan hadis terkait kejadian-kejadian sejak manusia menghembuskan nafas terakhirnya di dunia hingga dia memasuki alam barzakh (alam kubur):
Dikutip dari buku Ad-Daa wad Dawaa karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, di dalam Al-Musnad, dari al-Bara bin Azib, Nabi bersabda, “Ketika seorang hamba Mukmin menghadapi saat-saat berpisah dari dunia dan menghadap ke akhirat, turunlah kepadanya para Malaikat yang berwajah putih dari langit. Wajah mereka seperti matahari.
Mereka membawa sebuah kafan dan hanuth (salah satu jenis minyak wangi yang biasanya digunakan untuk kafan dan jasad orang yang telah meninggal) dari Surga. Mereka lalu duduk di sekitarnya sejauh mata memandang.
BACA JUGA: Ibadah Harta dan Bergaining Kematian
Selanjutnya, datanglah Malaikat maut. Ia duduk di sisi kepalanya dan berkata, ‘Keluarlah, wahai jiwa yang tenang. Keluarlah menuju ampunan dan keridhaan Allah’. Jiwa itu pun mengalir keluar seperti aliran tetesan air dari mulut bejana, kemudian Malaikat maut segera mengambilnya.
Saat Malaikat maut mengambilnya, para Malaikat yang lain tidak membiarkan jiwa tersebut berada di tangannya walaupun hanya sekejap. Mereka segera mengambil dan meletakkannya di kafan dan hanuth hingga keluar dari jiwa tersebut bau harum seperti bau minyak kesturi terwangi yang ada di bumi.
Mereka lalu membawanya naik. Setiap kali melewati sekelompok Malaikat langit, mereka selalu ditanya: ‘Siapakah roh yang baik ini?’ Mereka menjawab: ‘Fulan bin Fulan’, dengan menyebutkan nama terbaiknya sewaktu di dunia. Hingga akhirnya, mereka sampai ke langit dunia.
Mereka pun meminta agar pintu langit dibukakan untuk jiwa tersebut, lalu dibukalah pintu itu untuknya. Malaikat Muqarrabun di langit tersebut turut mengantarkannya hingga ke langit selanjutnya. Demikianlah seterusnya hingga langit ke tujuh.
Kemudian, Allah Azza wa Jalla berkata: ‘Catatlah kitab amal hamba-Ku dalam Illiyyin dan kembalikanlah ia ke bumi. Karena Aku menciptakan mereka dari tanah, Aku pun mengembalikan mereka ke tanah pula, juga darinya akan Aku keluarkan mereka pada kali yang lain.'”
Nabi SAW melanjutkan, “Maka ruhnya dikembalikan ke bumi. Setelah itu, datang dua Malaikat kepadanya. Keduanya mendudukkan hamba tadi dan bertanya kepadanya: ‘Siapa Rabbmu?’ ‘Rabbku adalah Allah’, jawabnya. ‘Apa agamamu?’ tanya kedua Malaikat tersebut. ‘Agamaku adalah Islam’. ‘Siapa laki-laki ini, yang diutus kepada kalian?’ ‘Dia adalah Muhammad Rasulullah’. ‘Apa ilmumu?’ ‘Aku membaca Kitabullah. Aku pun mengimani dan membenarkannya’.
BACA JUGA: Tertundanya Kematian Pemuda Shalih Hingga 30 Tahun
Tiba-tiba, terdengarlah panggilan dari langit: ‘Hamba-Ku benar. Bentangkanlah untuknya permadani dari Surga, berilah ia pakaian dari Surga, dan bukakanlah satu pintu menuju Surga untuknya'”.
Nabi SAW melanjutkan, “Ia mendapatkan sebagian kesenangan dan keindahan Surga, serta kuburnya dibentangkan sejauh mata memandang. Selanjutnya, datanglah seseorang yang bagus paras wajahnya, indah bajunya, serta wangi baunya.
Orang itu berkata: ‘Bergembiralah dengan berita baik untukmu. Inilah hari yang dahulu dijanjikan kepadamu’. Ia bertanya: ‘Siapakah engkau? Wajahmu membawa kebaikan’. Orang tadi menjawab: ‘Aku adalah amal shalihmu’. Ia lalu berkata: ‘Wahai Rabbku, segerakanlah Kiamat, segerakanlah Kiamat, hingga aku dapat kembali ke keluarga dan hartaku.'” []
Referensi: Ad-Daa wad Dawaa, Macam Penyakit Hati dan Obatnya/Karya: Ibnu Qayyim al-Jauziyyah/Penerbit: Pustaka mam Syafii