SEORANG remaja perempuan yang tinggal di Jalur Gaza, Afaf Massoud, berkebun kaktus untuk membiayai kuliahnya. Dia kini menjadi pengusaha kaktus yang sukses di usia 18 tahun.
Afaf mengawali bisnis berkebun kaktus ketika duduk di akhir bangku SMA, sekitar 8 bulan lalu. Ia memiliki minat berkebun kaktus atas bimbingan ayahnya sebagai insinyur pertanian agrikultur.
Kaktus atau Sabara yang memang tanaman khas gurun dan tumbuh subur di lahan minim air menjadi pilihan mahasiswa semester satu di bidang desain interior di Universitas Al-Aqsa itu untuk memulai proyek bisnisnya.
Dalam tempo singkat, Afaf mampu mengkoleksi 40 jenis kaktus. Ia menanamnya di lahan kosong di sekitar rumahnya dan ruang lain yang dianggap cocok untuk kaktus hidup. Termasuk menanamnya di balkon rumah dan atas rumahnya. Kebun kaktusnya pun menjadi yang terbesar di Gaza.
Afaf sukses berbisnis tanaman kaktus di Gaza. Semakin bagus kaktus, semakin mahal harganya. Ia membuat harga bervariasi antara US$ 2 hingga lebih. Bahkan ada harga kaktus jutaan dolar karena spesienya yang langka, beberapa di antaranya hanya mekar 20 tahun sekali.
Dalam menjalankan bisnisnya berkebun kaktus, Afaf tidak punya toko untuk memajang kaktus-kaktusnya. Meski begitu dia tidak menyerah. Ia kemudian memanfaatkan Facebook untuk mempromosikan produk kaktusnya dan mengikuti pameran-pameran. Selain itu, Afaf juga memajang puluhan jenis kaktusnya di pusat bisnis di kota Gaza.
Situasi Gaza yang terus memanas dengan konflik bersenjata, rendahnya pendapatan penduduk dan miskinnya sumber daya, tak membuat Afaf patah semangat. Di usia masih belia, ia membuktikan diri bisa menjadi pengusaha yang sukses di Gaza. []
SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR