KABUL—Jahantab Ahmadi, seorang ibu di Afghanistan berhasil mencuri perhatian dunia. Hal itu terjadi setelah fotonya saat mengerjakan ujian masuk ke salah satu perguruan tinggi sambil menggendong anaknya yang masih bayi beredar viral di media sosial.
Selama ini di Afghanistan masih banyak kaum wanita yang buta huruf dan tidak banyak yang mengenyam bangku kuliah. Wanita Afghanistan juga kerap diperlakukan sebagai warga kelas dua. Nmaun, foto Ahmadi tersebut menunjukkan gambaran berbeda tentang semangat wanita Afganistan dalam menuntut ilmu. Foto yang diambil oleh seorang profesor Universitas Nasir Khusraw itu pun menuai decak kagum dan dukungan publik.
Ahmadi sendiri pada awalnya mengaku tak tahu tentang foto tersebut.
“Teman-teman di desa memberi tahu saya ‘kamu telah difoto’. Saya lalu berkata ‘bagaimana aku bisa tak sadar ketika sedang di foto?’. Mereka menjawab karena saya terlalu berkonsentrasi pada kertas ujian,” papar Ahmadi sambil tersenyum.
Ia juga mengungkapkan tentang semangatnya untuk menempuh pendidikan hingga mendorongnya mendaftarkan diri di sebuah perguruan tinggi, meskipun harus membawa serta anaknya yang masih bayi.
“Saya tidak ingin hak saya untuk sekolah dirampas. Saya ingin bekerja di luar rumah saya. Saya ingin menjadi dokter, seseorang yang melayani kaum wanita di lingkungan saya,” ucap perempuan berusia 25 tahun itu, Rabu (28/3/2018).
Sebagaimana yang tergambar dalam fotonya, Ahmadi duduk di lantai, mengisi soal ujian masuk perguruan tinggi agar ia bisa tetap berkonsentrasi pada jawaban dan juga pada bayi di pangkuannya.
https://twitter.com/ZDaryabi/status/975792642612178951/photo/1
Ia mengungkapkan bahwa konsentrasinya sempat terpecah karena bayinya gelisah dan terus menangis. Untuk membuatnya tenang, Ahmadi pun duduk di lantai.
“Saya harus konsentrasi pada bayi dan kertas ujian,” katanya.
Ahmadi berasal dari sebuah pedesaan di pinggiran Provinsi Daikundi. Sebagian besar penduduk di sana bekerja sebagai petani. Ia mendaftarkan diri ke sebuah perguruan tinggi di Kabul.
Untuk sampai ke sana, Ahmadi harus menempuh jarak dua jam berjalan kaki melewati gunung. Setelah itu, perempuan yang memiliki tiga anak itu juga harus menempuh perjalanan selama sembilan jam menggunakan transportasi umum.
Ahmadi menuturkan bahwa belajar di perguruan tinggi merupakan cita-citanya.
“Saya tidak ingin tertinggal [untuk sekolah],” tutur Ahmadi. Namun, “karena situasi ekonomi dan kemiskinan, saya tidak mampu membayuar biaya studi saya untuk tiga atau empat tahun.”
Selain itu, tak lama setelah lulus SMA Ahmadi juga sudah dinikahkan oleh kedua orang tuanya.
Namun, berkat kerja keras dan kegigihannya, beberapa waktu lalu Ahmadi dinyatakan lulus ujian masuk perguruan tinggi yang ia tuju.
Lembaga kampanye online GoFundMe yang digagas Asosiasi Pemuda Afghanistan, bahkan berniat memberikan uang lebih dari US$14 ribu sebagai bantuan untuk membiayai studinya.
Seorang aktivis hak wanita, Zahra Yagana, bahkan telah menghubungi Ahmadi dan meyakinkannya agar mau tinggal di Ibu kota Kabul untuk belajar. Yagana mengaku kagum akan kerja keras Ahmadi untuk belajar.
Yagana bersama sejumlah aktivis lain bahkan berjanji akan memberi Ahmadi rumah di Kabul. Mereka juga berupaya mencari pekerjaan yang cocok bagi suami Ahmadi agar seluruh keluarganya bisa pindah ke ibu kota.
Bagi Ahmadi, ini merupakan mimpi besarnya yang menjadi kenyataan.
Perjuangan Ahmadi untuk sekolah ini pun memicu dorongan bagi wanita Afghanistan lainnya agar tak patah semangat mengemban pendidikan.
“Kamu [Ahmadi] adalah juara dunia yang seungguhnya. Kamu telah menunjukkan bahwa seorang perempuan Hazara [etnis Afghanistan] bisa melakukan apa saja dalam kondisi seperti apa pun,” ucap seorang netizen, Nazar Hussein Akbari, di akun Facebooknya. []
SUMBER: CNN