Oleh: Eva Arlini, SE
Alumni Fak. Ekonomi Univ. Muslim Nusantara Medan, Arlini.Rizki@gmail.com
DALAM pembahasan ekonomi, investasi diartikan sebagai akumulasi suatu bentuk aktiva/harta dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan. Biasanya disebut juga penanaman modal.
Berbicara tentang investasi, rata-rata orang akan ingat berbagai produk investasi non riil semisal reksa dana, saham dan lain sebagainya. Atau mungkin beli tanah, rumah, emas dan membeli harta benda lainnya yang kelak diharapkan akan diraih hasil berkali-kali lipat darinya. Berinvestasi yang demikian memang menguntungkan. Tapi jangan lupa, keuntungannya masih sebatas dunia. Di akhirat bagaimana?
Bahkan investasi nonriil bisa berbuah kerugian di akhirat. Sebab keuntungan yang rata-rata adalah riba, sesuatu yang diharamkan Allah swt. Lalu investasi apa yang menguntungkan hingga bisa kita rasakan bahkan di kehidupan kekal nantinya? Setidaknya ada beberapa hal:
Pertama, buku.
Jangan pernah merasa rugi membeli buku. Karena ternyata buku bisa jadi modal berharga bagimu. Untuk apa? Untuk menambah wawasanmu. Untuk mencerahkan pemikiranmu. Untuk menanamkan intelektualitas pada dirimu.
Ketika buku yang kita beli bermuatan kebaikan Islam, lalu kebaikan itu kita sebarkan bayangkan pahala yang akan kita dapatkan. Semakin berlipat pahala bila kebaikan itu semakin tersebar dari orang ke orang. Kok saya bisa ingat hal ini?
Iya, kemaren baru dapat materi bagus dari Cik Gu Apu Indragiri melalui grup WA Akademi Menulis Kreatif. Bahasannya kira-kira berjudul “Buku adalah Investasi Berharga”.
Kedua, anak salih/saliha.
Kebanyakan orang pasti sadar bahwa anak adalah investasi berharga. Makanya, demi anak orangtua rela berkorban waktu, tenaga, pikiran dan harta untuk mengurus dan menyekolahkan hingga ia bisa mandiri dan kelak jadi tumpuan orangtua di masa tua.
Pemahaman seperti itu tidak sepenuhnya salah. Karena sudah kewajiban anak, khususnya anak laki-laki untuk mengurus orangtuanya dikala tua. Tapi ada yang lebih penting lagi, yaitu anak sebagai investasi akhirat. Artinya, doa-doa anak bisa menghantarkan orangtua ke syurga.
Hafalan al Qur’an anak bisa membuat orangtuanya dihadiahkan Allah swt jubah terindah kelak di syurga. Maka rawatlah anak ibu bapak sebagaimana yang Allah swt kehendaki. Jadikan mereka hamba yang taat pada Tuhan yang menciptakannya. Insya allah, pengorbananmu tak akan sia-sia karena ibu bapak akan mereguk keuntungan di syurga.
Ketiga, sedekah.
Islam memang unik. Ajarannya unik. Kalau dalam pandangan manusia, menyerahkan uang secara cuma-cuma pada orang lain ataupun membelikan suatu benda untuk orang lain berarti mengurangi harta. Tapi dalam pandangan Islam, justru harta yang disedekahkan karena iman, itulah harta seorang muslim yang sebenarnya. Habisnya tidak sia-sia, karena berbuah pahala.
Bagi muslim, pahala adalah sebenar-benar bekal yang akan menyelamatkan nasib di hari perhitungan. Maka Islam menganjurkan jangan segan-segan bersedekah, apalagi sedekah jariyah. Sedekah jariyah seumpama membangun mesjid atau menghasilkan karya-karya berupa buku bermanfaat misalnya, maka ia akan menjadi investasi berharga. Kelak, pahalanya akan terus menerus mengalir meski kita sudah meninggalkan dunia.
Keempat, dakwah.
Aktivitas menyampaikan kebenaran Islam sebagaimana Rasulullah saw dan para sahabat butuh pengorbanan besar. Pendakwah bukan mendapatkan keuntungan uang, melainkan harus berkorban tenaga, waktu, pemikiran, harta bahkan jiwa.
Aktivitas dakwah pasti menyita sebagian hidup kita, hingga porsi untuk mencari uang berkurang. Tapi yakinlah bahwa pengorbanan itu adalah investasi berharga. Lagi-lagi imbalannya adalah pahala.
Allah swt telah membeli dari orang mukmin harta dan jiwa mereka dengan bayaran syurga. Siapa yang menghabiskan masa hidupnya di jalan Allah swt, menyampaikan kebenaran agamaNya hingga kebangkitan Islam terwujud, insya allah keuntungan akhirat ia dapatkan. Wallahu a’lam. []