PERSETERUAN Iran dan Israel yang telah terjadi sejak 1979 juga terkait dengan persaingan di bidang ilmu dan teknologi.
Israel selama ini berusaha mencegah Iran agar tidak melampaui mereka dalam kemampuan nuklir. Namun, dalam hal lain Iran sudah jauh mengungguli Israel.
Selama lebih dari dua dekade terakhir, Iran sudah berupaya keras menjadi negara adidaya di bidang keilmuan dan produktivitas riset. Saat ini Iran memimpin berbagai riset keilmuan di bidang fisika, biologi, kimia, dan bisnis. Sementara, di bidang humaniora, budaya, dan seni, IsraelĀ masih masuk jajaran teratas.
Dua puluh tahun lalu Israel menjadi pemimpin dalam riset keilmuan di Timur Tengah dan dunia. Namun setelah itu Israel berada di posisi keempat negara dengan riset keilmuan terbanyak di Timur tengah. Iran saat ini masih memuncaki jumlah riset terbanyak, disusul Turki, dan Arab Saudi, baru kemudian Israel. Di sektor ekonomi, Israel berada di belakang Iran dan Arab Saudi.
Meski Israel masih memimpin soal kualitas penelitian di Timur Tengah dan dunia. Israel juga termasuk negara teratas dalam hal banyaknya jurnal internasional yang mengutip dari Israel. Namun, Iran dengan jumlah penduduk 80 juta jiwa menghasilkan penelitian keilmuan lebih banyak ketimbang Israel yang berpopulasi 9 juta orang.
Pada 1996, orang Iran mempublikasikan hanya 960 artikel sains sedangkan orang Israel 10 ribu. Namun sejak itu Iran merangkak naik hingga 41 ribu artikel per tahun, meskipun secara per kapita, orang Israel memproduksi lebih banyak artikel riset keilmuan dibanding negara lain.
Turki sempat mengungguli Israel dalam hal jumlah artikel pada 2003, kemudian Iran pada 2008, dan Arab Saudi pada 2015. Kebangkitan Iran, Turki, dan Arab Saudi dalam peringkat itu memperlihatkan besarnya anggaran pengeluaran pemerintah mereka dalam mendukung penelitian keilmuan, tidak hanya untuk meningkatkan penelitian tapi juga menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan terlatih. []
SUMBER: HAARETZ