SETELAH shalat Subuh hari ini di masjidil Haram – Mekah, kami berkesempatan menghadiri majelis ilmu Syaikh Sa’ad bin Abdillah Asy-Syatsri -hafidzahullah-. Setelah pelajaran selesai, ada sesi tanya jawab. Salah satu yang ditanyakan, adalah masalah isbal.
Saat ditanya, tentang hukum isbal apakah haram secara mutlak atau ada perincian, beliau menjawab bahwa dalam hal ini ada dua pendapat:
1). Pendapat Jumhur (mayoritas ulama) membolehkan isbal selama tidak ada kesombongan. Mereka berargument, bahwa hadis-hadis yang mengancam kepada orang isbal bersifat mutlak (lepas) harus dibawa kepada hadis yang bersifat muqayyad (terbatas untuk orang yang sombong ketika melakukannya).
BACA JUGA:Â Kapan Seseorang Keluar dari Lingkup Ahlus Sunnah?
2). Pendapat sebagian ulama, bahwa isbal haram mutlak, baik karena sombong atau tidak. Karena dalam sebuah riwayat, hukuman kepada orang yang isbal terjadi perbedaan antara yang sombong dengan yang tidak sombong (sesuai zahir lafadznya). Tapi, keduanya tetap dihukum. Ini menujukkan, bahwa syara’ tidak membedakan antara yang melakukannya karena sombong atau tidak.
Setelah menyebutkan dua pendapat di atas, syaikh lebih memilih dan merajihkan pendapat kedua. Di sini, Syaikh ingin memberikan isyarat, bahwa masalah ini adalah masalah khilafiyyah ijtihadiyyah. Dimana, seandainya kita memilih salah satu pendapat dari dua pendapat di atas, kita harus menghormati pendapat lain. Karena keduanya merupakan hasil ijtihad para imam yang mu’tabar (diperhitungkan). Sehingga, potensi gesekan dan kegaduhan yang akan muncul, bisa diminimalisir.
BACA JUGA:Â Kaki Perempuan Termasuk Aurat, Ini Alasannya
Para polisi pengawal beliau sendiri juga musbil. Tapi karena uslub penyampaian beliau seperti itu, maka tidak terjadi masalah.
Kami berangan-angan, seandainya para dai/ustadz di Indonesia bisa menempuh uslub beliau dalam menjelaskan perkara-perkara khilafiyyah, insya Allah akan memberikan efek yang baik bagi masyarakat dan dakwah. Kegaduhan dan fitnah bisa diminimalisir. Ukhuwuh Islamiyyah juga bisa tetap terjaga dengan baik. Semoga Allah mewujudkannya. Amin ya Rabb. []
Facebook: Abdullah Al-Jirani