Jakarta—Indonesia terbentuk atas beragam suku dan budaya, kini menjadi inpirasi bagi Dunia Internasional yang bisa membangun hubungan erat antar agama maupun hubungan antara agama dan negara.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dr Adnan Anwar, seorang peneliti dari Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES).
“Islam moderat yang berkembang di Indonesia, terbukti mampu membangun konstruksi antaragama dalam perspektif Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), bukan negara Islam. Meski sekitar 80 persen penduduk negara ini beragama Islam.”
Menurut Adnan, kemampuan Indonesia untuk membangun suatu sistem solidaritas antar agama dan suatu sistem perlindungan terhadap minoritas, sehingga bisa duduk bersama dan bisa berdialog mencari solusi bersama. Hal ini jarang terjadi di negara lain.
“Itulah yang membuat banyak negara internasional terinspirasi dan ingin belajar Islam moderat dari Indonesia untuk membangun perdamaian di negara masing-masing,” ungkapnya.
Adnan mencontohkan, seperti diketahui belakangan ini di setiap forum pertemuan internasional ulama, baik yang diselenggarakan NU atau lembaga lain, hampir seluruh perwakilan negara Timur Tengah dan Eropa selalu hadir.
“Itu menunjukkan bahwa Indonesia ini luar biasa. Sesuatu yang menurut mereka menarik untuk dipelajari,” kata Adnan yang pernah menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal PBNU itu.
Bahkan, kata dia, atas permintaan banyak negara di Timur Tengah, NU sudah membuka cabang di beberapa negara seperti Afghanistan, India, dan Pakistan, juga beberapa negara di Afrika Utara.
“Itu fakta bahwa mereka benar-benar ingin meniru Indonesia dalam memelihara kerukunan dan kedamaian hidup bernegara,” katanya seperti dilansir Antara, Kamis (9/3/2017).
Dikatakannya bahwa Indonesia dengan keragaman yang dimiliki sudah mempraktikkan sebagai negara “darussalam” atau negara yang aman dan itu menjadi modal untuk membangun peradaban.
Oleh karena itu, ia mengimbau kelompok-kelompok radikal untuk tidak terus menerus menyerang dan menyebarkan propaganda negatif di Indonesia, apalagi bermimpi mendirikan negara Islam di negara ini.
“Kalau negara lain saja betah dan mau belajar kepada Indonesia, kenapa justru orang Indonesia sendiri yang mempermasalahkan hal tersebut,” kata Adnan. []