Oleh: Muhaimin Iqbal
DENGAN tidak naiknya M, sementara Q atau output harus naik secara gradual sejalan dengan pertumbuhan penduduk dunia dan P relatif tetap (harga barang-barang apabila dibeli dengan emas akan cenderung tetap dalam jangka panjang), maka harus ada yang bergerak mengimbangi gerakan Q atau output tersebut. Tinggal satu faktor yang belum bergerak yaitu V, di sinilah rahasianya ekonomi Islam.
Mengapa Islam sangat mendorong perputaran uang yang cepat dari satu tangan ke tangan lainnya. Lebih jauh lagi perputaran ini harus luas tidak hanya berputar di golongan tertentu saja sesuai Ayat Al-Quran 59:7 “….agar harta itu jangan hanya beredar diantara orang-orang kaya di antara kamu…”
BACA JUGA: 3 Harta Terbaik
Segala kebutuhan manusia, termasuk jumlah emas di seluruh dunia untuk memenuhi kebutuhan mata uang penduduknya, ternyata juga sudah diatur sedemikian rupa sesuai skenario Allah SWT sehingga akan selalu mencukupi.
Diungkapkan oleh Allah dalam Al-Qur’an QS Al Qamar: 49: “ Sesungguhnya, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”.
Hal ini juga bisa dibuktikan dari staitistik jumlah penduduk dunia dibandingkan dengan jumlah emas yang tersedia sebagaimana ditunjukkan di grafik berikut:
Dari grafik tersebut kita bisa lihat bahwa ternyata emas memang tersedia cukup bagi umat manusia sepanjang zaman; hanya keserakahanlah yang membuatnya bisa tidak mencukupi.
Cepatnya perputaran uang dalam ekonomi Islam ini juga digambarkan dalam suatu Hadits ketika Rasulullah SAW suatu pagi selesai shalat subuh buru-buru pulang kemudian balik lagi ke Masjid untuk melanjutkan dzikir dan doanya. Ketika sahabat ada yang bertanya, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa ia tadi buru-buru karena ingat ada uang tiga Dirham yang belum disedekahkan.
Pada hadits lain dari Abu Hurairah: Rasulullah SAW bersabda, “Jika saya memiliki emas sebesar gunung Uhud, saya tidak akan suka kecuali setelah tiga hari tidak tersisa satu Dinar pun yang ada padaku apabila ada orang lain yang berhak menerimanya dariku, kecuali sejumlah yang akan aku pakai untuk membayar utangku.” (HR. Bukhari)
Dua contoh di atas menggambarkan seberapa cepat uang seyogyanya berputar di antara kaum muslimin. Apabila uang tersebut adalah uang kecil maka ukuran putarannya satu hari, apabila uang besar atau kekayaan yang banyak maka putarannya tiga hari. Artinya uang bagi kaum muslimin hendaklah terus bergerak, baik itu untuk konsumsi, disedekahkan/diinfakkan ataupun diinvestasikan untuk kegiatan produktif.
Jadi menggunakan Dinar sebagai alat investasi dan alat mempertahankan nilai, tidak boleh berarti menimbunnya.
BACA JUGA: Bagaimana Adab Berinvestasi dalam Islam?
Dari sini kita tahu bahwa tugas berikutnya setelah Dinar dan Dirham ini berada di tangan masyarakat secara luas, kita harus mulai benar-benar menggunakannya dalam bermuamalah sehari-hari. Kita pikirkan caranya dan yang penting kita mulai saja yang kita tahu, nanti biarlah Allah akan memberi tahu apa yang kita belum tahu. Wallahu A’lam bis Shawab. []