Oleh: Amar Ma’ruf
Mahasiswa S3 Akdeniz University, Antalya, Turki
Dosen Universitas Asahan
amarsanis92@gmail.com
TURKI punya banyak sekali destinasi wisata. Setiap kota, sekalipun itu yang belum terlalu familiar bagi orang Indonesia tetap selalu punya keunikan. Kamis pagi (10/6/2021), saya bersama teman orang Turki, Suleyman yang berasal dari Kota Adyaman berangkat dari Terminal Antalya menuju kota Isparta yang jaraknya sekitar dua jam perjalanan.
Setiba di terminal Isparta, kami berdua disambut oleh Faisal mahasiswa asal pelosok desa di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara yang sedang studi di Suleyman Demirel University, Isparta.
BACA JUGA: Cerita Timea Aya Csányi, Mualaf Asal Hungaria: Islam bukan hanya agama orang Arab dan Turki
Faisal memandu kami ke apartemennya yang berjarak sekitar 100 meter dari terminal. Apartemen cukup besar, dua lantai, ada beberapa kamar, harganya sangat murah, hanya 1400 Lira Turki yang diisi oleh enam orang mahasiswa.
Artinya, untuk sewa apartemen per orang tidak sampai 250 Lira (400 ribuan Rupiah) per bulan.
Sangat murah, untuk ukuran studi di luar negeri dengan fasilitas pendidikan yang sangat baik. Di apartemen, ada Pak Sinaga yang juga menunggu, beliau tamu dari Surabaya yang sedang berkunjung ke Turki.
Tujuan pertama kami di Isparta adalah mengunjungi kampus Isparta Uygulamalı Bilimler Üniversitesi (Isparta Applied Sciences University), universitas negeri di Turki yang didirikan tahun 2018.
Walau terbilang baru, namun perkembangannya begitu pesat, sesekali kami terkesima melihat suasana kampus ketika diajak berkeliling kampus oleh Prof. Abdullah, Koordinator International Relations dari Isparta Uygulamalı Bilimler Üniversitesi.
BACA JUGA: Cerita Seorang Mualaf yang Menjadi Guru Bahasa Isyarat di Turki
Sebelumnya, kedatangan kami langsung disambut beliau. Sambutan tersebut sekitar 2 jam di gedung Rektorat, saling berkenalan sekaligus tanya jawab informasi seputar kampus dan mahasiswa internasional.
Selepas makan siang, Prof. Abdullah mengajak kami berkeliling areal kampus, dan beliau sendiri yang menyetir mobilnya.
Benar-benar sangat bersahaja, seorang profesor menyambut dan menyeteri kami yang baru kenal dan bukan siapa-siapa. Kami keliling tiap penjuru kampus. Berulang kali Pak Sinaga mengucap Masya Allah. Takjub dengan suasana kampus. Sepanjang jalan kampus ditumbuhi bunga mawar. Bangunan-bangunan kampus punya desain yang unik, berwarna merah gagah, di sekitarnya ditumbuhi pohon-pohon cemara dan bunga mawar.
Ketika menuju lahan praktik dan penelitian fakultas pertanian, kami pun makin takjub. Hamparan ladang gandum dalam kampus yang berada di lembah bukit membuat mata fokus melihat, karena saya baru kali ini melihat pemandangan seperti itu.
Semakin unik ketika menuju lahan penelitian jurusan Animal Science, puluhan sapi berada di sana. Ini pemandangan yang sangat jarang ketika begitu banyak sapi ada di dalam kampus.
Beberapa menit berkeliling, Prof Abdullah mengajak kami ke ruangannya yang berada di Fakultas Kehutanan.
Di ruangannya, kami disuguhi kopi Turki, melanjutkan diskusi tentang kampus dan segala potensi kerjasama yang bisa kami transfer untuk pelajar maupun akademisi di Indonesia.
Termasuk potensi pertukaran pelajar dan dosen Turki – Indonesia dalam Program Pertukaran Pelajar Mevlana yang bisa dimanfaatkan mahasiswa Indonesia untuk studi satu semester di Turki, dan pertukaran dosen selama dua minggu.
Sekitar jam 4 sore, Dr. Musa, Kepala Departemen Ilmu Peternakan turut membersamai diskusi kami. Beliau merupakan lulusan Amerika Serikat. Pak Sinaga, sebagai yang paling senior dari kami, juga sangat fasih berbahasa Inggris sangat intens berdiskusi dengan Dr. Musa.
Diskusi termasuk membahas potensi kerjasama Isparta Uygulamalı Bilimler Üniversitesi dengan universitas-universitas yang ada di Indonesia. Seperti program pengenalan budaya, terutama bahasa. Mahasiswa Indonesia menganal budaya dan bahasa Turki, begitu pula sebaliknya. Itu menjadi topik yang sangat menarik sekali. Mengingat Turki dan Indonesia punya hubungan yang sangat baik dalam banyak sektor.
Selain itu, sangat terbuka program kolaborasi riset, pertukaran pelajar, dan sebagainya. Isparta Uygulamalı Bilimler Üniversitesi juga memberikan peluang sangat besar terhadap mahasiswa internasional, terutama Indonesia yang mau melanjutkan studi ke Turki mulai dari jenjang S1, S2, hingga S3.
BACA JUGA: Jauh dari Kata Megah, Ini Masjid Pertama yang Dibangun Kekhalifahan Terakhir di Turki
Persis dari jam 10 pagi, diskusi dan pertemuan kami hari itu mesti usai karena tidak terasa sudah jam 7 sore. Kebetulan sedang musim panas, jam 7 masih sore dan terang. Sore itu sedang hujan.
Prof Abdullah kembali mengantar kami dengan mobilnya menuju apartemen tempat kami tinggal. Sepanjang jalan, kami melihat jajaran bunga mawar yang sedang dijatuhi air hujan. Semakin menambah kesan indah kota tersebut. Selintas, teringat kota Jogja. Karena kota ini tenang, biaya hidup murah, juga sangat nyaman untuk belajar.
https://www.youtube.com/watch?v=NozoWAvJIl0
Penulis tidak sekadar bercerita tentang nuansa kota mawar di Turki. Tapi ada begitu banyak peluang yang bisa diambil.
Peluang studi di luar negeri, kerjasama antar perguruan tinggi, kerjasama pertukaran pelajar, hingga kerjasama double degree. Bahkan, bukan tidak mungkin juga kerjasama dalam perdagangan. Lagi-lagi dimulai dari persahabatan.
Persahabatan itu ibarat titik-titik hujan yang jatuh ke bunga mawar. Ia akan jatuh ke tanah, mengharumkan dan menyuburkan. Bersih dan punya integritas. []