ISRA MI’RAJ Nabi Muhammad ﷺ merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam. Peristiwa ini mengisahkan perjalanan Rasulullah ﷺ. Bagaimana kisahnya?
Dikutip dari berbagai sumber, kala itu, dalam waktu kurang dari semalam Rasulullah ﷺ berpindah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dan menuju Sidratul Muntaha. Kebanyakan dari umat Muslim sudah tahu peristiwa Isra Mi’raj perjalanan agung Nabi Muhammad ﷺ menuju langit ketujuh untuk menerima perintah shalat 5 waktu dari Allah SWT.
Peristiwa Isra Mi’raj terjadi setelah dua orang yang paling Rasulullah ﷺ cintai meninggal dunia. Kedua orang tersebut adalah paman Rasul yang bernama Abu Thalib dan istri Rasul yang bernama Siti Khadijah. Keduanya dikenal sebagai orang paling membela selama dakwah Rasulullah ﷺ di Mekah.
Sepeninggal Abu Thalib dan Khadijah, perjalanan dakwah Rasulullah ﷺ semakin terasa sulit. Itu karena tidak ada lagi orang yang membela beliau dan menjadi pelipur laranya.
Di sisi lain sebenarnya Isra Mi’raj merupakan dua peristiwa berbeda. Karena dua peristiwa ini terjadi pada waktu yang sama disebutlah Isra Mi’raj, berikut adalah penjealsan tentang Isra Mi’raj.
BACA JUGA: Inilah Kisah Indah Isra Mi’raj yang Ditulis Seorang Orientalis Prancis
Perjalanan Isra Nabi Muhamad ﷺ
Isra adalah perjalanan Rasulullah ﷺ dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa di Jerusalem, yang jaraknya kurang lebih 1.239 kilometer yang pada saat itu pada 621 Masehi normalnya ditempuh dengan perjalanan kuda sekitar sebulan.
Kisahnya bermula saat Rasulullah ﷺ mengisi waktu usai Isya dengan tidur lebih awal agar bangun pada sepertiga malam terakhir untuk shalat.
Namun pada saat itu Rasulullah ﷺ dibawa oleh para Malaikat menuju Sidratul Muntaha menggunakan kendaraan bernama Buroq, seekor binatang putih bertubuh lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari bagal dengan dua sayap di antara kedua kakinya.
Kemudian Rasulullah ﷺ pun pergi meninggalkan Mekah, malam itu malaikat Jibril datang mengunjungi Rasulullah ﷺ. Jibril lalu mengajak Rasulullah ﷺ keluar rumah untuk melaksanakan Isra Mi’raj, beliau kemudian menaiki Buraq bersama Jibril dan Mikhail, untuk kemudian dalam sekejap langsung menuju Masjidil Aqsa.
Selama perjalanan Rasulullah ﷺ singgah ke beberapa tempat yang tidak pernah dilihat sebelumnya. Setiap tempat yang beliau singgahi dijelaskan nilai-nilainya oleh jibril, Jibril sempat mengajak Rasulullah ﷺ shalat di beberapa tempat seperti Tayyibah (Madinah Al Munawwarah), Madyan (tempat berteduhnya Nabi Musa AS saat dikejar Firaun), Thursina (tempat Nabi Musa menerima wahyu Allah) dan Bait Al Lahm (tempat lahirnya Nabi Isa).
Rasulullah ﷺ juga diperlihatkan azab-azab seorang hamba yang durhaka dengan masing-masing jenis dosanya. Tempat dan peristiwa yang disaksikan Rasulullah ﷺ itu menjadi pelajaran yang berharga untuk beliau.
Usai shalat, Rasulullah ﷺ melanjutkan perjalanan menuju Baitul Maqdis. Setiba di sana, beliau disambut Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan para nabi lainnya. Allah SWT telah mempersiapkan mereka agar bertemu dengan Rasulullah ﷺ, mereka shalat berjemaah dengan Rasulullah ﷺ sebagai imam.
BACA JUGA: Ini Beberapa Fakta Isra Mi’raj yang Wajib Kamu Ketahui
Perjalanan Mi’raj Nabi Muhamad SAW
Sementara itu, mi’raj dalam isra mi’raj adalah peristiwa saat Nabi Muhammad ﷺ dari Baitul Maqdis di Yerusalem ke Sidratul Muntaha dengan melewati 7 langit. Rasulullah ﷺ bertemu dengan beberapa nabi ketika naik dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha.
Rasulullah ﷺ bertemu Nabi Adam di langit pertama, Nabi Isa di langit kedua, Nabi Yusuf di langit ketiga, Nabi Idris di langit keempat, Nabi Harun di langit kelima, Nabi Musa di langit keenam. dan di langit ketujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim.
Rasulullah ﷺ kemudian melanjutkan perjalanan hingga ke langit tertinggi, Shidratul Muntaha. Nabi akhirnya tiba di Sidratul Muntaha, yang merupakan simbol puncak pengetahuan yang paling mungkin dicapai makhluk.
Di tempat itu, Allah SWT memberikan perintah kepada Nabi Muhammad ﷺ dan umatnya untuk mendirikan shalat 50 kali dalam sehari. Setelah mengunjungi langit tertinggi, Rasulullah ﷺ kembali.
Nabi Muhammad ﷺ menerima perintah shalat dari Allah untuk umat Islam. Awalnya, jumlahnya 50 kali sehari. Namun setiap kali Rasulullah ﷺ turun, Nabi Musa mengingatkan beliau bahwa jumlah tersebut terlalu besar. Nabi diminta meminta keringanan, hingga tersisa 5 rakaat sehari semalam, dan beliau malu untuk memohon lebih sedikit lagi. []
Oleh: Andika Murdanto