Oleh: Dr. Yusuf Rizqah
“KITA memiliki hubungan normal dengan enam negara Arab.” Ini statemen Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tanpa menyebut rinci ke enam negara itu. Namun dengan mengikuti perkembangan, kita bisa memastikan ke enam negara itu adalah; Mesir, Yordania, Oman, Dubai (Emirat), Qatar dan Saudi.
Netanyahu diprediksi akan ambil peran dalam Dubai Expo 2020. Di sini, Israel akan memamerkan produk-produk terbarunya. Netanyahu menyebut pameran ini sebagai kemajuan dalam normalisasi hubungan Israel dengan negara-negara Arab secara nyata.
BACA JUGA: Arab Saudi akan Bangun Masjid Tertinggi di Dunia
Selain itu sejumlah pejabat Israel sudah melakukan kunjungan ke negara-negara tersebut. Termasuk hubungan perdagangan dan keamanan dengan negara-negara tersebut. Belum lagi kehadiran perwakilan olahraga Israel dan gelaran ritual Talmud di hari besar Israel di negara-negara Arab.
Di masa tren pengaruh nasionalisme Arab masih kuat, negara-negara itu merahasiakan hubungannya dengan Israel. Kini, tak perlu lagi mereka merahasiakan hubungan itu sebagai nasionalisme Arab sudah habis. Gerakan-gerakan Islam ditangkapi. Bangsa Arab tunduk kepada tuntutan Invasi Pemikiran dan tuntutan media massa serta watak konsumtif telah menimpa mereka.
Bangsa Arab melihat pembebasan Palestina dan Al-Quds akan merusak anak cucu dan harta benda. Sementara normalisasi hubungan dengan Israel menjadi lebih utama dibanding jihad di jalan Allah.
Dulu sebagian orang mencibir; tidak lama negara Israel akan menjadi anggota Liga Arab. Saya kira keberadaan Israel di enam negara Arab tanpa ada penolakan resmi dari Palestina atau negara Arab lain ini sudah mewakili keberadaan Israel di Liga Arab.
BACA JUGA: Tentara Israel Tembaki Rumah Warga Al Quds dengan Gas Air Mata
Sebelum ini elit Israel tidak pernah menyampaikan statemen seperti ini. Kini sekarang mereka tidak banyak peduli. Sebab mereka sudah mendapatkan lampu hijau dari negara-negara Arab yang mempersiapkan situasi ini dan membantu membiasakan bangsa Arab mendengar apa yang selama ini mereka tolak.
Satu-satunya pihak yang merugi hanyalah Palestina. Mereka kehilangan kenyamanan dan ketenangan di sebagian enam negara Arab tersebut. Sementara Israel merasa tenang seluruhnya. []
SUMBER: PALINFO