PALESTINA–Anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Hanan Ashrawi telah menyatakan kekhawatirannya terkait tindakan Israel menyita Deir Samaan dan Dei Qal’a, dua situs arkeologi penting di daerah Salfit. Ashrawi menyebut tindakan ini sebagai penjarahan dan perampasan budaya.
Menurut laporan, tindakan Israel tersebut adalah langkah terakhir dalam skema bertahap namun disengaja yang telah berlanjut selama hampir sepuluh tahun. Tujuannya tidak lain untuk mencaplok kedua situs ini ke pemukiman ilegal terdekat.
BACA JUGA: PBB: Israel Rampas Hak Air bagi 5 Juta Warga Palestina
Sementara itu situs bersejarah lainnya, termasuk Sebastia dan Battir Terraces, yang ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia, juga menjadi target baru-baru ini.
“Pencurian sistematis situs arkeologi Israel di seluruh Palestina adalah ilegal dan tidak bermoral,” kata Ashrawi, seperti dikutip WAFA pada Ahad (6/9/2020).
“Situs-situs ini berdiri sebagai bukti sejarah dan identitas masyarakat Palestina. Itulah mengapa aneksasi sistematis Israel atas situs-situs bersejarah dan arkeologi adalah tindakan kekejaman dan agresi. Rezim kolonial Israel berusaha untuk secara sistematis merebut situs arkeologi Palestina, sebagai bagian dari upaya untuk menjajah tanah Palestina dan menggantikan rakyat Palestina,” tambahnya.
BACA JUGA: Program Pangan Dunia Rampas Bantuan Makanan bagi Rakyat Palestina
Selain menyerang rakyat Palestina saat ini dan merampas masa depan mereka, Israel juga ingin menyita sejarah bangsa Palestina.
“Negara-negara di dunia dan organisasi internasional, terutama UNESCO, harus turun tangan untuk mengakhiri perampasan tersebut,” pungkasnya. []
SUMBER: WAFA