PALESTINA—Israel dilaporkan telah melanjutkan kebijakanya untuk melarang kunjungan anggota keluarga bagi tawanan Palestina asal Gaza. Larangan ini berlaku selama empat bulan berturut-turut bagi tawanan di penjara Israel berdasarkan keputusan Menteri Keamanan Dalam Negeri Israel, Ardan.
Larangan kunjungan ini sebagai bagian dari upayanya untuk menekan Hamas dan membebaskan tentara Israel yang disandera di Gaza, PIC melaporkan pada Selasa (24/10/2017).
Dalam sebuah pernyataannya kepada PIC, lembaga Pemantau Urusan Tawanan mengaku bahwa pengadilan Israel belum menanggapi tuntutan hukum yang diajukan tahanan Hamas dari Gaza. Para tahanan di Mahkamah Agung telah menuntut dimulainya kembali program kunjungan keluarga yang telah ditangguhkan sejak awal Juli lalu.
Karena alasan politis semata, tuntutan mereka ditolak haknya untuk menemui saudara mereka. Tidak ada alasan hukum untuk menolak hak ini, menurut kantor tersebut.
Kantor Informasi Tahanan mengatakan, selama empat bulan terakhir, Israel tidak mengizinkan sejumlah keluarga narapidana asal Jalur Gaza melewati pos-pos pemeriksaan di Beit Hanoun. Mereka datang untuk mengunjungi anak-anak mereka yang dipenjarakan di Penjara Sheva yang berjumlah sekitar 100 tahanan.
Kantor tersebut menunjukkan, institusi politik di pemerintah Israel mengeluarkan keputusan untuk mencabut hak tahanan Hamas untuk dikunjungi kerabat mereka dalam rangka menekan dalam transaksi kesepakatan di masa yang akan datang demi memperoleh keuntungan atau informasi gratis mengenai tentara dan petugas mereka yang hilang di Gaza.
Disamping untuk menyenangkan keluarga pejabat dan tentara yang hilang dalam agresi tahun perang tahun 2014, yang selama ini menuntut pemerintahan Netanyahu agar segera bertindak untuk mengetahui nasib anak-anak mereka. dan mengembalikanya.
Kantor tawanan Palestina menganggap kebijakan Israel yang melarang kunjungan pihak keluarga ke para tawanan yang sedang dipenjara merupakan pelanggaran terhadap semua norma dan hukum internasional. Lembaga pemerhati tawanan meminta lembaga Palang Merah Internasional untuk mengintensifkan upayanya dalam mengembalikan program kunjungan keluarga ke semua tawanan asal Jalur Gaza. []