TEL AVIV — Israel akan memangkas lima persen dari pembagian pajak yang selama ini mereka berikan kepada Otoritas Palestina. Menteri Kehakiman Israel, Ayelet Shaked berdalih, keputusan ini diambil karena pemerintahan Mahmoud Abbas terus memberikan uang kepada militan Palestina di penjara.
“Abbas terus mentransfer gaji kepada para pembunuh yang ada di penjara. Kami harus mencari cara menghentikan uang ini,” ujar Shaked pada Ahad (17/2/2019).
BACA JUGA: Bentrok, 19 Warga Palestina Terluka di Perbatasan Gaza
Sebagaimana dilansir Reuters, di bawah perjanjian perdamaian sementara, Israel memang mengumpulkan pajak atas nama warga Palestina yang hingga kini nilai rata-ratanya mencapai US$222 juta per bulan. Namun, karena kesepakatan damai menemui jalan buntu sejak 2014, Israel menghentikan sebagian aliran dana tersebut sebagai bentuk protes dan tekanan.
Otoritas Palestina pun kian terdesak, apalagi Amerika Serikat telah mencabut sebagian besar bantuannya sebagai bentuk tekanan terhadap Palestina agar mau menyepakati perjanjian damai yang disodorkan AS.
Di tengah tekanan keuangan tersebut, Abbas tetap membayarkan sejumlah uang bagi keluarga Palestina yang dibui karena melawan atau dibunuh tentara Israel. Ia menyebut warga Palestina tersebut sebagai pahlawan dalam perjuangan bangsa.
BACA JUGA: Tanpa Alasan, 9 Anggota Parlemen Palestina Ditahan Israel
Palestina pun menyebut pemangkasan pajak oleh Israel ini sebagai “pembajakan” yang dilakukan untuk mengancam mereka.
“Ini adalah upaya menekan. Meski kami hanya memiliki satu dolar, kami akan tetap membayarkannya kepada keluarga para martir yang kini ada di penjara dan bagi mereka yang terluka,” ujar seorang pejabat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Wasel Abu Youssef. []
SUMBER: REUTERS