PALESTINA—Didorong oleh pernyataan Presiden AS Donald Trump yanng mengklaim Yerusalem sebagai ibukota Israel, pemerintah Israel kini tengah ‘sumringah.’ Bagaimana tidak, saat ini Israel tengah menggodok rencana mereka untuk membangun sekitar 14.000 unit pemukiman Yahudi baru di Yerusalem.
Melansir laporan PIC pada Jum’at (8/12/2017), Menteri Permukiiman Israel Yoav Galant mengatakan bahwa 5.000 unit perumahan baru akan dibangun di bagian utara kota dan di luar Ramallah. Akan ada 1.000 unit yang dibangun di Yerusalem Timur, sedangkan 8.000 unit yang tersisa itu harus dibangun di lingkungan barat kota.
Trump telah mengklaim Yerusalem sebagai ibukota Israel pada Rabu (6/12/2017) dan mengatakan untuk segera merelokasi kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. dalam sebuah langkah yang telah diambil api dari Palestina dan pendukung mereka di seluruh dunia.
“Setelah deklarasi bersejarah Presiden Trump, saya berniat untuk memajukan dan memperkuat bangunan di Yerusalem,” ungkap Galant.
“Tidak ada lagi alasan kenapa kita tidak harus membangun perumahan di Yerusalem, ketika presiden AS memandangnya sebagai ibu kota Israel,” ujar anggota kabinet lainnya.
Masyarakat internasional menganggap perumahan Israel adalah ilegal karena wilayah yang diduduki oleh Israel dalam Perang Enam Hari tahun 1967 tidak tunduk pada Konvensi Jenewa, yang melarang pembangunan di tanah Palestina yang diduduki.
Bulan Oktober lalu, Uni Eropa mendesak rezim Israel untuk menghentikan rencana untuk pembangunan unit perumahan baru di Tepi Barat yang diduduki. Uni Eropa memperingatkan bahwa langkah tersebut akan merusak upaya perdamaian. []