YERUSALEM—Gubernur Yerusalem, Adnan Ghaith, ditangkap pasukan Israel pada Ahad (25/11/2018) dalam sebuah serangan fajar di wilayah Silwan, Yerusalem Timur.
Sejauh ini, Militer Israel tidak menjelaskan alasan penahanan gubernur Kota Tiga Agama Samawi tersebut.
BACA JUGA:Â PLO Tunda Pengakuan Israel sebagai Negara
“Penangkapan gubernur adalah bagian dari strategi Israel menargetkan kota yang diduduki, orang-orangnya dan tempat-tempat suci,” ujar juru bicara pemerintah Yousuf al-Mahmoud dalam sebuah pernyataan.
Juru bicara Palestina menuduh pemerintah Israel memaksakan hegemoni, dan menciptakan kesan bahwa mereka memiliki kekuasaan atas Yerusalem.
“Jerusalem merepresentasikan simbol eksistensi dan kelangsungan hidup Palestina, Arab, dan Islam.”
Sebelumnya, pada Kamis pecan lalu, Israel melarang Ghaith memasuki wilayah Tepi Barat yang diduduki selama enam bulan.
Kemudian pada bulan lalu, Gubernur Yerusalem tersebut ditangkap oleh pasukan Israel dan ditahan di penjara selama dua hari sebelum akhirnya dibebaskan.
BACA JUGA:Â Palestina
Yerusalem menjadi jantung dari konflik di Timur Tengah selama puluhan tahun. Palestina terus memperjuangkan kemerdekaannya, dan mengupayakan Yerusalem Timur -yang diduduki oleh Israel sejak 1967- suatu hari nanti menjadi ibu kota negara Palestina.
Hukum internasional terus menyatakan Yerusalem Timur, bersama dengan seluruh Tepi Barat, sebagai “wilayah pendudukan”, juga menegaskan bahwa semua konstruksi pemukiman Yahudi di sana sebagai bangunan ilegal. []
SUMBER: YENI SAFAK